Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Kriteria PR Ideal untuk Anak Sekolahan Saat #BelajarDiRumahSaja

1 April 2020   11:12 Diperbarui: 1 April 2020   20:07 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.childrenandscreens.com

Ini salah satu keluhan dari Pak Charlie (nama samaran), salah satu orangtua murid les saya, yang jengkel dengan guru sekolah anaknya yang tidak "mengerti" akan toleransi di kondisi saat ini. 

Tidak semua orangtua mempunyai pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. Termasuk Pak Charlie beserta istri yang sama-sama bekerja. Pak Charlie bekerja di perusahaan swasta dan sang istri di bank. Jadi mereka tentu saja harus pergi bekerja sehingga tidak bisa menemani anak mengerjakan PR di pagi dan siang hari.

"Katakan saja lewat telepon perihal kondisi Anda dan istri, karena Anda berdua harus bekerja, sehingga tidak bisa menemani anak mengerjakan PR. Negosiasikan waktu penyerahan tugas," Saya memberikan saran.

Pak Charlie menuruti saran saya, menelepon sang guru, dan akhirnya guru tersebut memberikan kelonggaran waktu. Boleh mengumpulkan PR paling lambat jam sembilan malam. 

Intinya di sini adalah guru harus menyadari kalau tidak semua orangtua bisa bekerja dari rumah, karena tidak semua tempat kerja memungkinkan cara itu. 

Demikian juga sebaliknya, orangtua jangan juga langsung emosi kalau melihat tenggat waktu atau deadline pengumpulan PR dirasa "kurang manusiawi". Diskusikan dengan guru lewat telepon. Bicarakan baik-baik. Pasti akan ketemu titik tengah untuk kebaikan bersama.

Semua ada nilai positifnya 

Apapun juga yang terjadi saat ini, selayaknya kita mengambil sisi positif dari setiap peristiwa, bahwa :

1. Anak jadi menyadari bahwa segarang-garangnya guru di sekolah, lebih garang lagi "guru di rumah" ^_^ (dari sudut pandang anak). 

2. Guru jadi lebih bisa memahami peserta didik sewaktu mereka belajar di rumah dan juga bisa lebih mempererat tali komunikasi dengan orangtua murid.

Peristiwa #belajardirumahsaja memberi esensi itu (dari sisi guru dan pendidik). 

3. Orangtua jadi menyadari bahwa pendidikan itu sebenarnya berasal dari rumah secara utuh dan menyeluruh. 

Sekolah hanya mengambil peranan yang kecil dalam mendidik putra-putri tercinta. Lewat peristiwa "terpaksa" harus mendidik dan mengajar buah hati di rumah, orangtua sedikit banyak menyadari bahwa tugas mendidik itu tidak mudah, dan oleh karena itu, orangtua harus lebih pro aktif terlibat langsung dalam mendidik anak dan lebih pro aktif dalam menjalin tali silaturahmi dengan guru, sehingga harapan kelak anak bisa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang berkelakuan baik, jujur, dan berguna bagi bangsa dan negara niscaya bisa terwujud (dari sisi orangtua). 

Akhir kata, kita doakan, semoga badai covid-19 ini segera berlalu, sehingga kehidupan pendidikan di Indonesia kembali normal, dan Indonesia bisa menjejakkan kaki selangkah demi selangkah lagi ke arah kemajuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun