Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

3 Profesi Ini Seharusnya Bisa Menjadikan Kaya

22 Januari 2020   20:22 Diperbarui: 22 Januari 2020   20:49 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : blog.soton.ac.uk

Bagi sebagian besar orang, untuk menjadi kaya mungkin susahnya setengah mati. Memang tidak mudah. Butuh proses panjang, seperti yang sering kita dengar dari orang-orang sukses.

Konotasi kebanyakan orang, kalau mau kaya, harus jadi pengusaha. Berwirausaha. "Kalau cuma jadi pegawai biasa, gak bakalan bisa kaya," begitu kata Hadi (bukan nama sebenarnya), salah seorang teman saya.

Apakah salah kalau berpendapat seperti Hadi di atas?

Tentu saja tidak. Wajar saja. Memang, dengan berwirausaha, pendapatan bisa lebih banyak berkali-kali lipat dibanding hanya menjadi pegawai biasa yang dapat uang hanya sebulan sekali lewat pemberian gaji.

Namun, kalau mengatakan yang bisa kaya hanya pengusaha, tentu saja tidak tepat 100 persen. Yang jadi pegawai atau karyawan pun bisa kaya.

Bicara soal itu, ada 3 profesi yang sebenarnya kalau ditilik dari berbagai sisi, seharusnya 3 profesi ini bisa menjadikan siapa pun yang menjalankannya memperoleh kekayaan. 

Apa saja 3 profesi tersebut?

1. Pustakawan 

Bicara soal pustakawan, pasti kebanyakan orang akan berkata, "Orang yang banyak berkutat dengan buku di perpustakaan." 

Tidak salah berpandangan demikian, namun menjadi salah kalau menganalogikan kalau tugas pustakawan hanya mengatur buku di rak-rak yang tersedia. 

Apa tugas pustakawan? Yah, bisa Anda tanyakan langsung ke pustakawan di perpustakaan terdekat di kota Anda. Karena bisa panjang cerita kalau dibahas di sini ^_^.

Saya sebenarnya menyayangkan sebagian besar pustakawan yang saya lihat selama ini. Kebanyakan menganggap profesi mereka hanya sebatas mengatur buku di rak, menempel nomor klasifikasi di buku, membantu proses peminjaman - pengembalian buku dari anggota perpustakaan, dan lain sebagainya. Semua yang bersifat teknis. 

"Ah, tugas saya ya begini, Pak. Gaji juga ya tak seberapa," kata Pak Adi (bukan nama sebenarnya), salah satu pustakawan yang saya kenal. 

Saya tidak menyalahkan Pak Adi dan kebanyakan pustakawan yang berpikiran seperti di atas. Namun, sebenarnya, di era sekarang ini, pustakawan bisa juga kaya. 

Bagaimana caranya? 

a. Menjadi penulis

Dipenuhi buku, dikelilingi oleh buku, tapi tidak suka membaca dan menulis? Sungguh tragis! Ibarat seperti tikus mati kelaparan di lumbung padi. Ada banyak makanan di sekitar, tapi tidak sadar (atau mengabaikan?). 

Saya punya kenalan pustakawan, sebut saja Santi. Dia suka menulis. "Daripada bengong. Lagipula, pimpinan sangat mendukung hobiku ini," alasannya. 

Saya sudah lama tak berjumpa dengan beliau, namun saya mendengar dari teman-teman beliau sesama pustakawan kalau beliau menulis beberapa buku dan sudah diterbitkan.

Siapa tahu beliau bisa menjadi kaya berkat royalti hasil penjualan buku seperti J.K.Rowling dengan Harry Potter-nya. 

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda seorang pustakawan dan ingin kaya? Menulis buku bisa menjadi salah satu cara untuk menjadi kaya. 

b. Menjual Buku 

Tentu saja, bukan dengan mencuri buku di perpustakaan, lalu dijual di luar ^_^.

Yang dimaksud di sini adalah menjual buku dari beberapa penerbit dan tentu saja menjual buku karya sendiri kalau ada. 

Jualnya bisa secara offline maupun online. Hasil bisa sangat 'wah' kalau diseriusin. 

(Sebenarnya masih banyak cara lain bagi pustakawan untuk bisa menjadi kaya, tapi dalam tulisan ini, kita hanya membahas yang berhubungan dengan profesi sebagai pustakawan yang tidak lepas dari buku ^_^)

2. Penjaga Warnet / Game Online Center

"Berapa sih gaji penjaga warnet?"

Begitu kata Gunadi (bukan nama sebenarnya), teman saya yang dulu berprofesi sebagai penjaga warnet, dan sekarang alih profesi menjadi tenaga administrasi di suatu perusahaan batu bara di Samarinda. 

Kalau bicara soal gaji penjaga warnet, tentu saja kalau dibandingkan dengan UMR dan UMK, sangat jauh rentangnya. Saya tidak tahu kisaran rata-rata gaji penjaga warnet, tapi teman saya mendapat sekitar 1,5 juta sebulan, menurut pengakuannya. 8 jam sehari. 7 hari dalam seminggu. Kalau dapat shift pagi, jam kerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Kalau shift malam, dari jam 4 sore sampai jam 12 malam. 

Kalau cuma mengandalkan gaji, tentu tidak akan cukup untuk sebulan. Seandainya kreatif, dengan menjadi penjaga warnet atau game online, bisa disambi dengan melakukan salah satu atau dua-duanya dari kegiatan di bawah ini yang bisa menghasilkan. 

a. Menjadi reseller atau dropshipper

Menurut saya, keuntungan bagi penjaga warnet adalah mereka bisa selalu berada di depan layar komputer. Bisa 8 jam sesuai jam kerja atau lebih kalau bos mengizinkan ^_^. Daripada main game online atau menonton video unfaedah yang hanya bersifat konsumtif, kenapa tidak berbisnis, berusaha mencari pendapatan tambahan? 

Gunadi, teman saya yang dulunya penjaga warnet tadi, waktu saya melihat aktivitasnya sehari-hari, saya melihat, kerjanya, selain mengurusi gagal koneksi pengguna atau untuk urusan print foto, selebihnya, dia hanya bermain game online dan menonton film di Youtube. 

"Lah, bosen aku. Jadi cari hiburan di sela kerja," begitu alasannya ketika saya tanya kenapa dia melakukan kedua hal konsumtif tadi. 

Bahkan setelah menjadi admin di perusahaan batu bara, dia tetap menjalankan kebiasaan itu. Bedanya, dia tidak main game online atau nonton video saat jam kerja, tapi sesudah kerja, di malam hari. Karena dia tinggal di kantor, dia bisa menggunakan wifi kantor sepuasnya. 

Sangat disayangkan. Padahal, kalau seandainya dia mau, dia bisa menjadi pebisnis online, menjadi reseller atau dropshipper, menjual produk secara online. Pendapatan kemungkinan bisa lebih besar dari gaji bulanan. 

b. Menjadi blogger atau penulis

Berada di depan layar komputer PC selama delapan jam dan kamu belum ada menulis satu buku pun? Sangat disayangkan!

Seandainya Anda menggunakan waktu delapan jam tadi untuk menulis buku, mungkin sudah ada puluhan bahkan ratusan buku yang dihasilkan, tergantung seberapa lama dan gigih Anda berusaha ^_^.

Saya kagum dengan penulis seperti Mira W dan Asmaraman S.Kho Ping Hoo, yang mempunyai banyak karya tulis. Mira W dengan novel-novel apiknya, dan Kho Ping Hoo dengan cerita silat yang melegenda.

Seandainya para penjaga warnet atau game online gemar menulis, tentu akan banyak karya sastra, baik itu puisi, cerpen, atau novel. 

Menjadi blogger juga menjadi pilihan yang bijak. Daripada menyibukkan diri dengan main game online dan nonton video unfaedah, kenapa tidak menulis artikel-artikel yang bermanfaat di blog? Selain berbagi manfaat, bisa juga memperoleh pendapatan dari menjual jasa, produk digital, atau menyediakan ruang iklan di blog bagi perusahaan yang ingin dipromosikan. 

3. Guru

Tidak semua guru sudah mendapat kesejahteraan yang seharusnya dan selayaknya mereka peroleh. Guru honorer sebagai contoh, yang sangat jauh dari mendapat honor yang setimpal. 

Mengeluh tentu saja bukan solusi yang bisa menaikkan honor.

Daripada mengeluh, dua hal ini dari berbagai peluang yang ada bisa dilakukan untuk mendongkrak pendapatan di sektor lain. 

a. Membuka kursus

Ilmu jadi lebih terasah dengan membuka kursus, tidak hanya ilmu terpakai di sekolah. Apalagi dengan profesi sebagai guru yang mengajar di sekolah, lebih punya kredibilitas lebih dibanding yang tidak mengajar di sekolah. 

Selain menambah pemasukan, juga membuka lapangan pekerjaan bagi guru honorer lainnya yang membutuhkan pendapatan sampingan. 

b. Menjadi penulis 

Menjadi guru namun tidak suka menulis? Rasanya kok aneh. 

Kemampuan menulis dengan baik dan runtut perlu dimiliki oleh setiap guru, supaya bisa mengajar dan menyampaikan materi dengan jelas kepada peserta didik. Terlihat perbedaan antara guru yang suka menulis dan guru yang tidak suka menulis.

Banyak pengalaman berharga yang bisa membantu guru-guru lain, karena setiap guru mempunyai pengalaman yang berbeda dalam proses belajar mengajar di kelas. Blog dan buku tentang pendidikan bisa sangat membantu guru-guru yang mungkin mendapat masalah yang sama. 

Bisa juga dengan menulis puisi, cerpen, atau novel. Dengan begitu, kalau pun tidak bisa menembus penerbit mayor, seperti Gramedia, Penerbit Andi, Gagas Media, atau yang lainnya, juga bisa menerbitkan sendiri (self publishing).

* * *

Demikianlah sedikit 'pencerahan' bagi tiga profesi di atas. Bukan bermaksud menggurui, namun sebenarnya sangat banyak peluang untuk mendapatkan uang di era sekarang ini. Masih banyak sektor lain yang masih bisa dijalani, sejauh itu halal dan tidak melanggar hukum.

Jadi, bagi Anda yang menjalani salah satu dari ketiga profesi di atas, berjuanglah untuk kehidupan yang lebih baik. Kiranya apa yang sudah dipaparkan di atas bisa membantu mewujudkan impian Anda. Menjadi kaya untuk membahagiakan keluarga yang Anda sayangi.

"Apa pun profesinya, tidak ada yang tidak mungkin untuk menjadi kaya saat ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun