Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Anda Sudah Siap Jika Tuhan Meminta Anda Pulang Esok Hari?

10 Januari 2020   19:32 Diperbarui: 10 Januari 2020   19:34 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.visitwales.com

Hidup memang tidak bisa diprediksi. Terkadang kita menganggap teman kita, yang kita anggap pasti akan berumur panjang, karena menjalankan pola hidup sehat malah berumur pendek, dikarenakan terkena penyakit-penyakit mematikan, seperti kanker, jantung koroner, gagal ginjal, dan lain sebagainya. 

Sebaliknya, teman-teman yang kita pikir akan segera "berangkat" karena kebiasaan yang kurang baik, seperti merokok, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba, tidak berolahraga, dan lain sebagainya, malah tetap oke sampai usia lanjut. 

Tentu saja, itu adalah misteri Ilahi. Hanya Tuhan yang tahu kenapa semua itu bisa terjadi. Mempertanyakan tidak akan menjawab misteri itu.

Kesempatan hidup di dunia tidak ada edisi kedua. Kita tidak akan bisa mengelak dari kematian.

Pertanyaan "Apakah Anda sudah siap jika Tuhan meminta Anda pulang esok hari?" yang menjadi judul tulisan ini membayang di benak saya di tahun 2019, setelah menulis artikel yang berjudul "Bagaimana Kamu Memperlakukan Tubuhmu?", yang terletik dari keprihatinan saya atas berpulangnya beberapa teman dan kenalan saya.

Seandainya Tuhan bertanya kepada saya, "Apakah kamu siap untuk pulang besok?", tentu saja ini merupakan pertanyaan yang teramat sukar untuk saya jawab.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada 3 hal yang menjadi bahan perenungan.

1. Apa yang Anda sudah perbuat untuk Tuhan? 

Kita adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia, melebihi ciptaan-ciptaan-Nya yang lain.

Terlepas dari apa pun agama kita, seberapa "dekat" hubungan kita dengan Tuhan? Apakah ada kerinduan di hati kita untuk membaca dan "mendengarkan" firman-Nya? Apakah kita rindu berkomunikasi dengan-Nya lewat doa?

Kalau kita lebih menyibukkan diri dengan gawai, lebih menyediakan waktu untuk bermain game online daripada membaca kitab suci, lebih senang kongkow dengan konco di warung kopi dibanding "berbincang" dengan Tuhan, bagaimana kita bisa mengenal pemikiran Tuhan? Bagaimana kita bisa mengenal-Nya dengan akrab kalau kita tidak dekat dengan-Nya?

Ibarat kita mau serumah dengan orang lain, kita terlebih dahulu harus mengenal pribadi dan karakter orang tersebut. Untuk itu, kita harus melakukan "pendekatan", mengetahui jalan pikiran dari orang tersebut, sering berdiskusi dengannya, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun