Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

3 Faktor Utama Penentu Gaji Tinggi bagi Fresh Graduate

27 Juli 2019   10:42 Diperbarui: 17 Juni 2021   07:29 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.bradfordjacobs.com

Bicara soal gaji, apalagi di awal wawancara, bagi saya, agak sungkan. Itu pemikiran saya dulu. Itulah yang menjadi kesalahan saya. Seakan mendapat gaji 'segitu' dari perusahaan atau tempat bekerja adalah hal yang sudah semestinya, padahal gaji yang tidak memadai tentu saja sangat mempengaruhi kinerja.

Viralnya seorang fresh graduate dari universitas ternama di Indonesia yang menolak gaji 8 juta Rupiah per bulan membuat heboh.

Ada yang beranggapan kalau sang personal menghargai diri teramat tinggi, sehingga nominal 8 juta tidak memenuhi standar minimal gaji yang dia inginkan.

Sementara kubu lain menyetujui kalau sang pemuda atau pemudi sudah selayaknya "jual mahal diri", karena masuk Universitas Indonesia (UI) tidaklah mudah. Mengikuti perkuliahannya pun apalagi. 

Lulusnya juga penuh perjuangan. Sehingga, wajar kalau menentukan target gaji yang relevan dengan hasil kerja keras setelah kuliah usai dan gelar sarjana sudah di genggaman.

Saya tidak ingin berpolemik dengan perihal besaran gaji. Seandainya saya adalah si anak muda yang masih kinyis-kinyis matang manggis tadi, gaji 8 juta sudah sangat memadai. 

Apalagi, di saat sekarang, susah mencari pekerjaan. Namun saya tidak ingin memosisikan diri sebagai si anak muda atau lulusan baru lainnya.

Saya ingin memosisikan diri sebagai pihak perusahaan yang mau merekrut fresh graduate sebagai karyawan. Kebetulan dulu saya pernah mengikuti Pendidikan Latihan Kerja (PLK), sejenis pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). 

Tujuan saya mengikuti PLK adalah ingin memperlengkapi diri dengan keterampilan-keterampilan lain selain bahasa Inggris, seperti akuntansi, pendalaman komputer, manajemen, dan sebagainya, yang memang menjadi beberapa materi yang akan peserta PLK dapatkan.

Salah satu mentor yang memberikan kesan mendalam adalah Bu Tania (bukan nama sebenarnya). Beliau mempunyai banyak pengalaman bekerja di berbagai perusahaan terkemuka, dan saat mengajar kami dulu, beliau sudah alih profesi menjadi pengusaha.

Beliau pernah mengatakan perihal apa yang menjadi tolok ukur perusahaan terkemuka dalam menerima calon karyawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun