Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

2 Tokoh Ini Layak Menjadi Menteri di Kabinet Baru Jokowi

6 Juli 2019   16:22 Diperbarui: 6 Juli 2019   16:27 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari channel YouTube Najwa Shihab

FA menggunakan bahasa yang sederhana, kalimat yang mudah dipahami, tidak menggunakan istilah-istilah asing yang sulit dimengerti. Biasanya, kebanyakan dosen jarang berbicara dengan kata-kata sederhana. Umumnya ribet, memakai kata-kata luar negeri yang terkadang, saya sendiri tidak paham maknanya, apalagi kalau berhubungan dengan politik tingkat tinggi.

Namun FA sangat runtut dalam sistematika berpikirnya. Tidak ada kata-kata yang percuma atau sia-sia keluar dari mulutnya.

Mungkin karena FA sudah terbiasa menulis berbagai tulisan, jadi bisa menjelaskan dengan bahasa sehari-hari yang sederhana. 

3) Saran buat Prabowo

Memberikan saran tentu saja sangatlah biasa, namun kalau saran tersebut membuat perbedaan, dalam artian meminta seseorang untuk bertindak segera dengan kalimat yang mengena, tentu saja berefek luar biasa.

Saya rasa, kata-kata FA sangatlah bernas dan layak menjadi kalimat kunci, bukan saja bagi Prabowo, namun juga bagi calon presiden mendatang.

Apa saja kata-kata FA yang menjadi nilai plusnya?

"Dalam sejarah ketatanegaraan, tidak pernah ada pidato orang yang menang yang menyejukkan suasana. Karena yang kecewa adalah orang yang kalah, sehingga pidato itu harus dibangun dari orang yang dinyatakan kalah.

Pak Prabowo boleh kalah dalam pernyataan KPU, tapi harus menang sebagai negarawan. Bagaimana menang secara negarawan, itu harus ditunjukkan dengan sikap-sikap dimulai dari pidato yang menyejukkan suasana. Rangkul semua. Jangan merubah maqom (tingkatan) Pak Prabowo.

Jangan sampai seperti Pak Amien Rais, yang dari Guru Bangsa, jatuh menjadi Provokator Bangsa.

Jadilah Guru Bangsa Baru yang menyejukkan kita semua. Datangi Pak Jokowi, rangkul dia, berhenti besok pagi semua keributan ini."

Saya pikir, closing statement FA ini, sangatlah mengena, meskipun memang agak sedikit menyinggung wilayah yang "berbahaya", yaitu menyinggung tingkatan Amien Rais, dari Guru Bangsa menjadi Provokator Bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun