Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semilir Angin di Kapal Kala Itu

28 Juni 2019   20:11 Diperbarui: 28 Juni 2019   20:17 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : vmf-cruiseshipsandliners.blogspot.com

Kami berbicara di dek malam sebelum esok pagi kapal merapat di kota B. Semilir angin di kapal sekarang ini mengingatkanku akan kala itu. Sepuluh tahun yang lalu. 

Namun sekarang berbeda. Aku sudah menjadi orang berada. Dia sudah tak punya apa-apa. Tak ada yang merintangi cinta kami untuk bersama. 

Tapi, aku tersadar. Aku tidak mau mengkhianati istri dan mendukakan anak-anakku. Dia sudah cinta masa lalu. Istri dan anak-anakku adalah cinta sejatiku sekarang dan masa depan. 

"Kita berteman saja. Kau carilah laki-laki lain yang bersedia menjadi suamimu. Aku minta maaf. Aku sudah berkeluarga."

Aku pun melangkahkan kaki, menjauh, meninggalkannya di dek seorang diri.

Biarlah kenangan manis, semilir angin di kapal kala itu, menjadi sebatas kenangan. Mimpi menjadi sepasang suami istri bersamanya sekadar angan-angan yang tak kesampaian. 

Itu hanya kenangan masa lalu. Masa kini dan depan hanya untuk istri dan anak-anakku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun