Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Anak Kita Suka Mengucapkan "Anjing", "Bangsat", dan Sejenisnya?

27 Desember 2018   23:49 Diperbarui: 28 Desember 2018   01:15 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : nancyjrose.com

"Anjing."

Kata ini keluar dari salah satu murid saya, sebutlah Robert. 

Robert ini sebenarnya cerdas, rajin, dan ulet. Sayangnya, seperti halnya manusia pada umumnya, dia punya kekurangan.

Namun kekurangan-kekurangannya ini suka buat saya geleng-geleng kepala.

Kekurangan pertama, dia mudah marah. Dia mudah tersinggung, yang mengakibatkan kemarahan tak terkendali, lalu berkelahi dan akhirnya kata 'anjing' atau 'bangsat' keluar dari mulutnya.

Kekurangan kedua - tulisannya acakadut. Sangat sukar untuk dibaca. Saya sudah memperingatkan beberapa kali supaya melatih menulis yang rapi. Dia pun mendengarkan saya, namun saya melihat, agak susah merubah tulisan apabila dia sudah kelas enam. Karena dari sejak kelas satu sampai lima, dia pasti tidak melatih menulis rapi. Lima tahun dirubah dalam tempo tiga bulan. Butuh kerja keras yang tidak main-main.

Masih banyak kekurangan-kekurangan yang lain. Manusiawi. Namun cukup dua kekurangan yang menonjol, dan yang terparah adalah yang pertama. 

Marah tak terkendali.

Akibatnya, kata-kata kasar, umpatan, seperti 'anjing', 'bangsat', dan sejenisnya yang keluar dari mulut Robert.

Saya pun mencoba mencermati kenapa anak murid saya bisa berbicara seperti itu.

Bukan cuma Robert, namun juga anak-anak yang lain ada yang berbicara seperti itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun