Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ssst, Jangan Bilang Siapa-siapa Ya! Jerman Pasti Juara karena Punya Tiga Hal Ini

14 Juni 2018   22:56 Diperbarui: 14 Juni 2018   23:16 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.jurnalisbola.com

Dan uniknya, dia tidak mempunyai strategi yang pakem, yang dia sukai, seperti halnya Guardiola (eks pelatih Barcelona dan sekarang di Manchester City dengan Tiki Taka-nya yang juga 'diadaptasi' dengan sukses oleh mantan pelatih timnas Spanyol, Vicente del Bosque, sehingga meraih gelar juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan juara Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina);  atau Jose Mourinho (pelatih Manchester United) yang terkenal dengan taktik pragmatis atau 'parkir bis'; atau Juergen Klopp (pelatih Liverpool) yang keukeuh dengan Gegenpressing-nya.

Tak ada seorang pun yang tahu taktik apa yang akan Low gunakan. Karena dia menyesuaikan dengan tim-tim yang akan timnya hadapi.

Fleksibilitas strategi disesuaikan dengan kebugaran para pemain.

Semua pelatih akan mengatakan bahwa strategi akan disesuaikan dengan kondisi, namun kenyataan berkata lain. Mourinho, sebagai contoh, meskipun berjanji MU akan bermain 'cantik', namun pada kenyataannya, MU bermain pragmatis, membosankan.

Low akan mengotak atik formasi semisal menggunakan 4-2-3-1; 4-3-3; atau yang lain; menimbang yang efektif untuk dilakukan, dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dalam menyerang dan bertahan.

Keasyikan menyerang dan mencetak banyak gol, tapi di sisi lain, juga kebobolan banyak gol pun juga tidak ada artinya.

Kedua, Regenerasi Pemain yang terus-menerus

Pemain-pemain muda silih berganti datang di pihak Jerman, menunjukkan bahwa stok pemain di Jerman sangat melimpah.

Seperti contoh, alih-alih menyertakan pemain-pemain berpengalaman di Piala Konfederasi 2017, Low malah menugaskan pemain-pemain muda yang minim pengalaman. Hebatnya, mereka bisa menjuarai Piala Konfederasi 2017.

Kebetulan?

Kalau sudah mengetahui bahwa Timnas U-21 memenangi Euro U-21 di Polandia dan Anda masih meragukan kualitas pemain Jerman, sangat kebangetan sekali ^_^.

Kuncinya adalah pembinaan pemain usia muda yang dilakukan oleh federasi sepakbola Jerman, DFB, dan lalu diikuti klub-klub Bundesliga, dan para pemain muda ini sudah dibiasakan untuk merasakan serunya berkompetisi sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun