Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Penggunaan Sapaan "Beta" untuk Orang Pertama Tunggal di Maluku

16 November 2022   12:28 Diperbarui: 16 November 2022   12:45 2400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beta Maluku (Dokpri)

Kita pasti pernah mendengar atau bahkan menyanyikan lagu yang liriknya "Di sana tempat  lahir beta, dibuai dibesarkan bunda" yang terdapat pada lagu berjudul  Indonesia Pusaka, karya Ismail Marzuki. Apakah arti dari "Beta" itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "Beta" berarti saya (digunakan orang-orang besar pada zaman dahulu dalam cerita klasik Melayu, penyair dalam karya sastra masa kemudian, atau masyarakat di Maluku). Bisa diambil kesimpulan bahwa "Beta" adalah kata sapaan untuk diri sendiri/orang pertama tunggal. Beta sama artinya dengan kata saya, aku dan gue.

Penggunaan "Beta" di Daerah-Daerah Indonesia

"Beta" adalah kosa kata baku Bahasa Indonesia yang diserap dari Bahasa Melayu. Walau kata "Beta" terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia namun tidak banyak daerah kawasan Indonesia yang menggunakan kata "Beta" sebagai sapaan orang pertama tunggal. Daerah di Indonesia yang menggunakan kata "Beta" sebagai kata ganti orang pertama tunggal adalah wilayah Indonesia Timur, salah satunya adalah di Provinsi Maluku. Walau Provinsi Maluku adalah kawasan kepulauan yang mana jarak antar pemukiman jauh, bahkan  harus menggunakan tempuh kendaraan laut, namun semua setara menggunakan kata "Beta" untuk kata ganti orang pertama tunggal. Contoh penggunaan dalam kalimat: "Beta nama Halima" yang berarti nama saya Halima.

Penggunaan "Beta" tak Lekang Oleh Zaman

Di Maluku, selain berpenduduk warga asli Maluku, terdapat pula beragam suku yang berdomilisi. Contohnya di kota Ambon, begitu banyak perantau dari Jawa, Buton, Bugis dan suku lainnya yang membawa bahasa dari daerah asal. Namun penggunaan kata ganti orang pertama tunggal dengan kata "Beta" tidak tergeser sama sekali dalam percakapan pergaulan sehari-hari. "Beta" sudah masuk dalam kosa kata Bahasa Melayu Ambon. Walau beragam suku di kota Ambon yang memiliki bahasa daerah asal masing-masing, namun bahasa persatuan di kota Ambon bukanlah Bahasa Indonesia yang menggunakan kata "Saya" untuk kata ganti orang pertama tunggal. Masyarakat kota Ambon yang beragam itu tetap menggunakan Bahasa Melayu Ambon dan kata ganti "Beta" tetap digunakan hingga kini.

Kata ganti "Beta" yang diserap dari Bahasa Melayu itu tidak digerus oleh zaman maupun bahasa gaul lain yang tranding di Indonesia. Bahkan warga baru yang masuk kota Ambon, biasanya  langsung dengan mudah berubah mengganti kata "Saya" menjadi "Beta" sebagai kata ganti dirinya sendiri. Penggunaan kata ganti "Beta" sangat kental dan mungkin tak akan tergantikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun