Mungkin diantara kita sudah bosan mendengar khilafah lagi, khilafah lagi. Namun begitulah kenyataannya. Kelompok radikal tak pernah bosan dan lelah, untuk terus mempropagandakan paham khilafah di Indonesia. Keberagaman Indonesia selalu dipersoalkan karena dianggap bertentangan dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang muslim.Â
Konsep demokrasi selalu disalahkan karena dianggap produk barat. Dan yang lebih miris adalah Pancasila juga dianggap sesat. Padahal, nilai-nilai Pancasila adalah nilai kearifan lokal kita semua. Nilai-nilai ini lahir dan bersar di Indonesia. Kenapa nilai warisan para leluhur bangsa iini juga ikut dipersoalkan? Sungguh tidak masuk akal.
Beberapa waktu lalu, kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli mengingatkan, agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap propaganda kelompok radikal di rumah ibadah.Â
Peringatan kepala BNPT ini harus disikapi secara arif dan bijakasana. Jangan langsung disikapi tidak berpihak pada Islam, kriminalisasi ulama atau yang lainnya. Karena faktanya memang banyak oknum yang tidak bertanggung jawab, memanfaatkan tempat ibadah untuk mempropagandakan paham khilafah.
Terkadang ketika muncul peringatan untuk waspada terhada khilafah, langsung diserang dengan isu islamophobia. Padahal, tidak ada niat sedikit pun untuk menjelekkan atau melawan Islam.Â
Pada titik ini masyarakat juga harus cerdas, agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan. Karena ketika sentimen agama yang dimuunculkan, seringkali masyarakat tidak pernah berpikir logis. Mereka langsung marah karena merasa keyakinannya diganggu.
Mari kita saling introspeksi. Hilangkan ego pribadi yang bisa memecah belah persatuan negeri. Agama apapun yang ada disekitar kita, pada dasarnya adalah baik, mengedepankan cinta kasih, kemanusiaan dan perdamaian. Tidak ada satupun agama yang menganjurkan untuk menebar kebencian, apalagi melakukan tindakan intoleran. Mari kita hidup berdampingan dalam keberagaman.
Kenapa khilafah perlu dipersoalkan? Karena khilafah tidak mengakui keberagaman yang ada di Indonesia. Khilafah tidak pernah menghargai perbedaan. Yang berbeda justru dianggap sesat bahkan dianggap kafir.Â
Padahal yang berhak menyatakan sesat atau kafir adalah yang menciptakan, bukan manusia. Mari kita saling menghargai dan saling memanusiakan antar sesama.