Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlu Penguatan Pendidikan Karakter Milenial Melawan Bibit Radikal

11 April 2021   08:40 Diperbarui: 11 April 2021   08:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aksi teror kembali mengemuka dalam beberapa pekan terakhir. Densus 88 terus melakukan penangkapan usai aksi bom bunuh diri di gereja Katedral, Makasar dan aksi penyerangan ke Mabes Polri oleh perempuan dengan airgun. Usai kedua peristiwa tersebut, informasi-informasi yang menyesatkan tentang jihad mulai marak di media sosial. Keduanya dianggap sebagai jihad. Padahal, aksi tersebut jelas-jelas bukanlah jihad. Karena jihad tidak ada yang menyakiti orang lain.

Bahkan seorang Ali Imron, mantan pelaku peledakan bom Bali I yang dipenjara seumur hidup mengatakan, aksi bom bunuh diri jelas-jelas salah. Aksi bom bunuh diri merupakan jihad yang ngawur. Apalagi mengajak perempuan atau anak untuk melakukan aksi bom bunuh diri. Ali juga mengatakan bahwa polisi tidak perlu dijadikan musuh atau sasaran. Jika tidak ingin ditangkap polisi, tidak perlu melakukan perbuatan yang melawan hukum. Aksi teror tidak hanya bertentangan dengan ajaran agama, tapi juga bertentangan dengan hukum.

Apa yang dikatakan oleh Ali Imron, semestinya bisa jadi pembelajaran buat kita semua. Mari kita jauhi segala bentuk bibit radikalisme, yang bisa memicu terjadinya aksi teror di masyarakat. Ingat, kita semestinya bisa saling menghargai satu dengan yang lain. Jika masih ada anggapan polisi harus dimusuhi, gereja harus diledakkan karena dianggap kafir, atau pandangan sesat lain, lebih baik melakukan introspeksi. Indonesia merupakan negara yang sangat menghargai keberagaman. Bahkan keberagaman di Indonesia merupakan anugerah yang harus dijaga.

Untuk itulah perlu pendidikan karakter yang kuat bagi generasi penerus, agar tidak lupa dengan karakter bangsanya. Pendidikan karakter ini tidak hanya ditanamkan di lingkungan keluarga, tapi juga lembaga pendidikan, tempat kerja atau dimana saja. Tidak hanya ditanamkan di dunia nyata, tapi juga perlu disebarkan di dunia maya. Tentu saja untuk penguatan pendidikan karakter ini, harus dilakukan oleh semua pihak.

Berdasarkan survei badan nasional penanggulangan terorisme (BNPT), kaum milenial sangat rentan terpapar radikalisme dan terorisme. Kaum milenial yang masih proses pencarian jati diri, mudah untuk didoktrin. Setidaknya ada sekitar 80 persen kaum milenial di Indonesia rentan terpapar radikalisme dan terorisme. Mari kita jaga generasi penerus ini, agar tidak menjadi generasi yang radikal dan intoleran. Mari kita didik generasi penerus ini agar mempunyai karakter yang benar, yang sesuai dengan budaya di negaranya.

Pendidikan karakter harus bisa mencakup semua nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Meski Indonesia berkembang menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar, perlu ditegaskan Indonesia bukanlah negara Islam. Namun, nilai-nilai yang diadopsi negara ini tetap berdasarkan nilai-nilai agama yang bersifat universal, karena banyak juga yang masyarakat yang memilih menjadi non muslim.

Penting juga memahami konsep kebangsaan. Kenapa? Karena Indonesia terdiri dari banyak suku, bahasa dan budaya. Keberagaman yang tinggi di negeri ini, saling berdampingan dalam semengan bhinneka tunggal ika. Itulah kenapa negara ini mengusung konsep negara kesatuan republik Indonesia, dimana persatuan menjadi kunci. Dan untuk bisa menyatukan semua keberagaman tersebut, salah satunya diperlukan pendidikan karakter yang kuat. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun