Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Digital dan Semangat Menjaga Logika Keberagaman

7 November 2020   18:28 Diperbarui: 7 November 2020   18:37 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu, kompas.com

Lagi-lagi literasi. Mungkin bagi sebagian orang sudah bosan dengan kata literasi ini. Agar kita bisa memahami sebuah informasi, kita dianjurkan untuk membaca secara utuh. Tujuannya apa? Agar kita bisa memahami informasi tersebut dari berbagai sisi, sehingga kita tidak subyektif. 

Begitu juga Ketika kita menyikapi sebuah keputusan atau kebijakan pemimpin atau pemerintah. Kita dianjurkan untuk banyak baca, agar kita bisa melihat keputusan atau kebijakan tersebut secara obyektif. Dan untuk bisa mendapatkan informasi dari berbagai sisi itu, di era digital ini sangat mudah sekali. Karena literasi digital pada dasarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Meski era digital ini banyak membuat masyarakat menjadi pandai, tapi di era kemajuan informasi ini tingkat literasi masyarakat Indonesia nyatanya masih rendah. Tingkat budaya baca masyarakat juga masih rendah. Itulah kenapa banyak masyarakat yang langsung percaya dengan informasi yang berkembang, padahal informasi itu salah. Ada masyarakat yang percaya hoaks, karena mereka tidak biasa melakukan cek ricek setiap informasi.

Contoh sederhana adalah ketika kelompok intoleran memunculkan isu diskriminasi ulama. Tanpa berpikir panjang, masyarakat langsung diarahkan untuk membenci pemerintah, karena dianggap tidak memberikan tempat yang mulai bagi para ulama. Padahal, tidak pernah ada sedikit niat dari pemerintah untuk mendiskriminasikan. 

Namun jika ada masyarakat yang bersalah, entah itu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh politik atau siapapun, maka harus diproses secara hukum. Begitu juga dengan ulama yang melakukan kesalahan. Jika ada yang salah harus menghadapi proses hukum.

Mari kita cek ricek setiap informasi yang berkembang. Kira-kira, menurut tokoh ini benar atau tidak. Menurut pendapat tokoh ini kira-kira seperti apa. Semuanya perlu ditelaah agar kita bisa mendapatkan sudut pandang yang utuh dari berbagai sisi. Jika kita terbiasa melihat persoalan dari berbagai sisi, diharapkan kita bisa melihat Indonesia secara utuh.

Memahami Indonesia dari berbagai sisi, perlu dilakukan. Karena Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Memahami Indonesia tidak hanya memahami Jawa, tapi juga harus memahami Aceh, Kalimantan, juga hingga Papua. Memahami Indonesia tidak hanya harus mengenal Islam, tapi juga harus tahu Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Dan memahami keberagaman sebuah kenicayaan di Indonesia.

Dan belakangan ini, seringkali muncul provokasi di media sosial yang mempersoalkan keberagaman tersebut. Padahal, keberagaman ini merupakan anugerah dari Tuhan. Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang minta. Contoh sederhana adalah diantara kita, pasti berbeda. Dan Tuhan memang menciptakan bumi dan seiisinya ini dengan penuh perbedaan. Lalu kenapa perbedaan itu dipersoalkan? Begitu juga jika ada yang memilih keyakinan yang berbeda, tak perlu dipersoalkan. Karena pada dasarnya manusia itu berbeda.

Untuk bisa memahami hal tersebut, perlu diperdalam dengan literasi. Bacalah nilai-nilai kearifan lokal yang dipunya Indonesia. Boleh kita belajar paham apapun, tapi jangan lupakan budaya sendiri. 

Jika kita bisa memperkuat literasi, maka kita bisa memahami secara utuh, termasuk keberagaman yang ada di dalamnya. Salam damai dan salam literasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun