Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ormas dan Kewajiban Menjaga Kearifan Lokal

8 Desember 2019   06:02 Diperbarui: 8 Desember 2019   06:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - hipwee.com

Seperti kita tahu, setiap daerah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua mempunyai kearifan lokal yang berbeda. Tiap daerah mempunyai adat istiadat yang berbeda. Masyarakat Aceh dengan Bali, jelas mempunyai adat istiadat yang bebeda. Begitu juga dengan masyarakat Dayak ataupun Jawa.

Beragamnya kearifan lokal tersebut merupakan ciri khas dari Indonesia. Negara yang kaya akan adat istiadat dan budaya yang melekat di setiap daerah.

Kearifan lokal tersebut harus terus dipertahankan dan dilestarikan. Artinya, harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dalam setiap ucapan ataupun perilaku.

Masyarakat Jawa mengenal istilah tepo seliro atau tenggang rasa. Artinya, setiap manusia harus saling menghargai satu dengan lainnya. Dalam bahasa yang lebih awam, tepo seliro sama dengan toleransi. Antar sesama saling menghargai dan menghormati.

Masyarakat lainnya, tentu juga mempunyai kearifan lokal yang mirip, yang intinya harus saling menjaga agar kita semua tetap satu. Menjunjung tinggi toleransi merupakan bukti nyata kearifan lokal masyarakat Indonesia yang harus dijaga oleh semua.

Jika setiap individu bisa menjalankan, tentu keharmonisan yang akan dirasakan. Sebaliknya, jika tidak ada yang menjalankan toleransi, maka perpecahan lah yang akan dihadapi.

Dalam setiap daerah, biasanya juga ada kelompok masyarakat adat. Masyarakat adat inilah yang seringkali mengingatkan kepada kita semua, agar tetap menjunjung tinggi adat.

Di era modern ini, masyarakat adat sudah mulai menjelma menjadi organisasi masyarakat ataupun organisasi yang lebih modern. Apapun organisasinya, mereka tetap mempunyai kewajiban untuk menjaga adat, menjaga nilai-nilai kearifan lokal agar tetap terjaga.

Nilai kearifan lokal ini pula yang kemudian banyak diadopsi organisasi lokal ataupun nasional. Bahkan, Pancasila yang didaulat menjadi dasar negara, juga mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal. Kelima sila yang ada dalam Pancasila, pada dasarnya nilai-nilai yang ada di masyarakat Indonesia.

Setiap masyarakat mengakui adanya Tuhan, setiap masyarakat menjalankan perintah agama. Nilai-nilai kemanusiaan juga diadopsi setiap adat, agar setiap manusia bisa saling memanusiakan.

Jika bisa melakukan itu maka persatuan yang akan dirasakan. Untuk bisa menuju satu kesatuan, tentu bukan perkara mudah. Perbedaan pendapat pasti akan terjadi.

Namun, masyarakat mempunyai mekanisme penyelesaian melalui musyawarah. Dan ujung dari semua adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-nilai tersebut, menjadi dasar dalam kehidupan bersosial, berbangsa dan bernegara. Dan menjadi tugas kita bersama untuk menjaganya. Tak terkecuali organisasi masyarakat yang saat ini terus bermunculan, seiring dengan dijaminnya kebebasan berorganisasi dan berekspresi oleh negara.

Namun, dalam setiap kebebasan tersebut tentu tetap ada batasnya. Adat istiadat yang menjadi karakter setiap daerah dan bangsa, harus tetap dipertahankan. 

Setiap ada pengaruh buruk yang bisa mengganggu kearifan lokal, kita semua harus aktif untuk melawannya. Karena, hanya nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai dengan adat dan budaya negeri ini. Salam damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun