Seluruh umat muslim di dunia ini, pasti punya angan-angan ingin menjalankan ibadah haji. Apapun latar belakangnya, kaya atau miskin, sehat atau tidak sehat, masyarakat biasa hingga penguasa, pasti ingin menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.Â
Namun tidak semua orang begitu saja menjalankan ibadah haji. Hanya orang-orang terpilih yang bisa menjalankan ibadah haji. Jika Allah SWT berkehendak, seorang tukang becak pun bisa berangkat menjalankan ibadah haji.
Yang menarik dari ibadah haji adalah dibalik berbagai macam karakter para Jemaah, dibalik banyaknya kepentingan yang melatarbelakanginya, ada sebuah kesederhanaan yang bisa kita jadikan teladan.Â
Pakaian ihram yang serba putih merupakan symbol dari kesederhanaan itu. Jemaah laki-laki memakai dua helai kain putih yang tak berjahit. Sedangkan Jemaah perempuan, memakai ihram dengan menutup auratnya. Pakaian ini baru bisa ditanggalkan, jika para Jemaah selesai melakukan lempar jumrah aqabah.
Siapapun dia, ketika menjalankan ibadah haji harus mengenakan pakaian ihram. Siapapun dia, harus menanggalkan semua latar belakang yang melekat pada dirinya, diganti dengan pakaian ihram yang serba putih.Â
Tidak ada perhiasan yang melekat dalam tubuh para Jemaah. Tidak ada atribut yang mencerminkan status sosialnya. Kesederhanaan inilah yang harus tetap dijaga dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang, diantara kita masih suka pamer apapun. Entah itu kekayaan ataupun dalam bentuk yang lain. Namun, orang kaya atau miskin, ketika menghadap ke rumah Allah, semuanya sama berpakaian serba putih. Hal ini pula yang dicontohkan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.Â
Kesederhanaan Rasulullah SAW patut kita contoh dan jadikan teladan. Mari kita jaga diri ini agar tetap sederhana, tetap membumi, tanpa ada rasa iri dengki dan benci. Dengan kesederhaan, semoga kita bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. Bisa berbagi beban, agar lebih ringan dalam menjalani kehidupan ini.
Selain kesederhanaan, ibadah haji juga mengajarkan kepada kita tentang rasa saling menghargai, menghormati antar sesama umat muslim dari berbagai negara. Nilai-nilai toleransi ini begitu kuat terjadi ketika kita memasuki Tanah Suci. Para Jemaah dari berbagai negara yang mempunyai berbagai macam karakter, dituntut untuk saling mehamai antar Jemaah.Â
Para Jemaah juga dituntut untuk belajar mengendalikan emosi ditengah suasana yang panas dan terik. Dalam kondisi semacam ini, para Jemaah tidak boleh egois dan memaksanakan kehendak.
Ibadah haji merupakan sekolah singkat bagi umat muslim untuk belajar tentang kesederhaan dan toleransi. Nilai-nilai yang bisa dipetik dari ibadah haji, diharapkan bisa dibawa pulang ke tanah air. Dan semoga bsia mendapatkan haji yang mabrur, yang bisa berperilaku yang sejuk, yang bisa membawa kedamaian bagi semua pihak.Â