Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Lindungi Warganet dari Hoaks dan Kebencian

9 Februari 2019   10:44 Diperbarui: 9 Februari 2019   11:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia Maya Damai - jalandamai.org

Seiring berkembangnya teknologi informasi yang begitu pesat, telah membesarkan media sosial. Media yang awalnya hanya digunakan sebagai ruang untuk mencari teman dan berinteraksi antar sesama, terus berkembang menjadi ruang untuk melakukan berbagai macam aktifitas. Bahkan segala aktifitas di dunia nyata bisa dilakukan atau diwujudkan di dunia maya. 

Berbagai macam usia juga bisa beraktifitas di dunia maya. Dari anak-anak hingga dewasa. Dari remaja hingga presiden sekalipun, ramai beraktifitas di media sosial.

Perkembangan dunia smartphone di Indonesia juga semakin memudahkan dalam mengakses informasi, atau melakukan apa saja di dunia maya. Karena faktor ini pula yang membuat pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Bahkan di awal 2019 ini saja, pengguna internet di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 175 juta orang, atau sekitar 65,3 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 268 jiuta orang. Bayangkan, lebih dari setengah penduduk Indonesia beraktifitas di dunia maya.

Apa jadinya, jika dunia maya tidak dijaga oleh orang-orang yang peduli? Apa jadinya jika dunia maya disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak baik? Saat ini, dunia maya telah disalahgunakan oleh sebagaian orang untuk kepentingan yang menyesatkan. Kelompok radikal telah menggunakan media sosial sebagai tempat propaganda paham radikalisme. 

Kelompok terorisme juga menggunakan media sosial dan dunia maya untuk merekrut anggota, mencari dana menebar teror. Dan ditahun politik ini, sejumlah oknum juga menebar hoax dan kebencian untuk menjatuhkan dan menaikkan elektabilitas paslon. Dan tanpa disadari, dampak dari penyebaran hoax dan kebencian ini, bisa berpotensi memperkuat bibit radikalisme di tengah masyarakat.

Dunia maya semestinya bisa menyatukan seluruh kepentingan menjadi harmonis. Media sosial semestinya juga bisa bisa menyatukan keragaman di Indonesia dan seluruh negara. Media sosial muncul seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi. Karena itulah jangan jadikan media sosial sebagai media penyebar kebohongan dan kebencian. Jangan gunakan media sosial untuk memecah belah kerukunan yang telah ada. Karena sejatinya media sosial dan internet akan jauh lebih bermanfaat, jika memang digunakan untuk kepentingan yang lebih baik.

Ayo kita kuatkan komitmen bersama untuk menjaga dunia maya dan media sosial dari pengaruh negatif. Jika bukan kita yang menjaga lingkungan maya kita, siapa lagi. Jangan biarkan anak-anak kita terpengaruh oleh konten-konten provokatif, yang berisi kebohongan dan kebencian. 

Ayo kita menjadi pengawas terhadap lingkungan maya kita sendiri. Juga sebarkanlah pesan-pesan damai, agar lingkungan maya kita tenang dan terbebas dari segala bentuk kebencian dan kebohongan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun