Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Generasi Santun di Era Milenial

27 Oktober 2018   08:04 Diperbarui: 27 Oktober 2018   08:35 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sopan Santun - esfandynamic.wordpress.com

Tak dipungkiri, di era kemajuan teknologi ini tidak hanya memberikan dampak positif, tapi juga negatif. Bibit kebencian yang menyebar di media sosial, telah membuat iklim toleransi menjadi terganggu. 

Diskusi tentang kebhinekaan yang awalnya menjadi hal yang biasa, kini menjadi hal yang sangat sensitive. Apalagi jelang pemilihan presiden 2019, provokasi-provokasi dan menyebaran berita bohong terus bermunculan. 

Kondisi semakin runyam ketika berita bohong juga ikut 'nimbrung' dalam keseharian masyarakat. Akibatnya, tahun politik yang seharusnya ramai mendiskusikan tentang gagasan dan program pasangan calon, nyatanya sampai saat ini hal tersebut belum jelas terlihat. Justru yang terjadi adalah saling menebar kebencian, saling mencari kejelekan, dan saling memprovokasi dengan sentimen agama.

Entah apa yang terjadi dengan sebagian masyarkat kita. Era milenial semestinya bisa memudahkan seseorang untuk mendapatkan informasi yang valid, informasi yang sesuatu fakta, dan bukan rekayasa. Era milenial juga memudahkan untuk melakukan cek ricek ataupun konfirmasi tentang kebenaran sebuah informasi. Tapi kenyataannya, rendahnya literasi ini telah membuat banyak masyarakat termakan isu hoax. Rendahnya budaya baca, rendahnya budaya mencari kebenaran, telah membuat masyarakat begitu mudah diprovokasi dengan sentimen agama. Dan lagi-lagi, hal ini kembali terjadi.

Disisi lain, dunia mengenal Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang santun dan ramah kepada siapa saja. Karena keramahan ini pula telah menghidupkan sektor pariwisata di berbagai daerah. Indonesia juga dikenal dengan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yang tetap menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. 

Namun kenyataannya kini, keramahan itu tidak muncul dalam perilaku elit di tahun politik ini. Kerukunan itu juga tidak terlihat dalam perilaku para pendukung pasangan calon. Para timses justru sibuk menaikkan elektabilitas, dengan cara mencari kejelekan paslon lain. Dan lagi-lagi, diskusi tentang adu program dan gagasan, jarang dan sangat sedikit muncul.

Dalam pilpres 2019 ini, semua pihak berlomba memperebutkan suara generasi milenial. Namun mereka tidak pernah memberikan contoh kepada generasi yang didominasi anak muda ini. 

Anak-anak milenial harus dijaga agar tetap memanfaatkan hak pilihnya, dan tetap mengedepankan kesantunan dalam bermedia sosial. Anak-anak milenial tidak boleh saling hujat dan membenci satu sama lainnya. 

Generasi milenial harus menjadi penyeimbang dan mendorong, untuk terus menebarkan bibit kesantunan. Hanya dengan kesantunan, keberagaman dan kerukunan negeri ini akan tetap terjaga. Karena berperilaku santun merupakan salah satu kearifan lokal peninggalan para pendahulu.

Saat ini, ulama dan santri adalah bagian dari generasi yang tinggal di era milenial. Para ulama dan santri juga harus aktif memberikan pencerahan bagi para elit, atau masyarakat yang memang kebetulan berperilaku kurang santun. Ingat, tahun politik tidak perlu dihiasi dengan kebencian. Selain bisa memicu terjadinya permusuhan dan perpecahan, kebencian juga akan memunculkan generasi yang mudah marah. Sementara Indonesia butuh generasi milenial yang inovatif, kreatif, tapi tetap bertanggung jawab dan menghargai keberagaman negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun