Mohon tunggu...
Halimatus Sa'diyah
Halimatus Sa'diyah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Bahagia adalah ketika kita lebih sering tersenyum ,lebih berani bermimpi, lebih mudah tertawa, dan lebih banyak bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Kecil untuk Negeriku

21 September 2017   12:23 Diperbarui: 21 September 2017   12:41 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sepintas ketika melihat negeri ku ini, aku bangga dengan apa yang telah di capai oleh negeriku ini. Pemabngunan gedung-gedung pencakar langit bertabaran di penjuru negeri ini. Perubahan sistem serta gaya hidup yang sudah mulai modern menjadi kepribadian penghuni negeri ini. Ilmu pengaetahuan semakin berkembang pesat dan melahirkan generasi penerus negeri ini, para pejuang negeri ini. Disamping semua perubahan yang terjadi di negeri ku ini hanya satu titik terbesarnya, yaitu perkembangan teknologi yang menjadi pendorong serta titik dari perubahan yang terjadi di negeri ku ini.

Kekayaan yang di miliki oleh negeri ku ini sangatah melimpah. Kaya akan suku, budaya, dan bahasa, kita hidup saling berdampingan satu sama lain, menjadikan sebuah berbedaan itu menjadi suatu nilai yang lebih bagi negeri ku ini. Dengan berlandaskan pada sebuah dasr negara kita, ideologi bangs aini yaitu PANCASILA.

Dalam ideologi bangsa ini, banyak sekali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang jika itu teraplikasikan dengan benar, sungguh akan menjadi kekuatan tersendiri serta menjadikan penguat bagi negeri ini. Namun kini aku rasa nilai-nilai pancasila saat ini sudah mulai pudar. Gaya hidup yang individualis dan hedonis mewarnai negeri ku saat ini.

Konflik-konflik sudah mulai terjadi di negeri ku ini. Para penguasa negeri hanya sibuk dengan kepentingannya sensiri yang seolah-olah itu kepentingan rakyat. Negeri yang diatur dengan hukum ini, kini sudah mulai merosot, hukum yang bisa di prmainkan membuat para penjahat-penjahat negeri berkeliaran bebas menjalankan aksinya. Persatuan antara masyarakat beragama dan berbudaya juga sudah saling merenggang. Masuknya arus globalisasi ke negeri ku ini juga sudah tak terkendalikan lagi, masuk kepada para peneurus negeri ini dengan hiburan dunia maya membuat mereka enjoy dan asyik larut kedalamnya, sehingga mereka tak sadar bahwa itu adalah salah satu cara para musuh negeri ini untuk merusak kesatuan dan keutuhan negeri ini.

Selain itu tak banyak kekayaan yang kita punya juga sudah mulai di rampas. Selain itu sifat yang individualis dari masyarakat negeri ini yang butuh ada perubahan. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa banyak diluar sana saudara-saudar kita yang butu uluran tangan kita. Jangan hanya terlena dengan banyaknya gedung-gedung yang mewah, karena sesungguhnya diantara himpitan-himpitan gedung-gedung itu banyak sekali  saudara-saudara kita yang hidupnya sudah mulai di abaikan, mereka tergusur, seolah-olah mereka tidak mempunyai kekuasaan di negeri mereka sendiri. jangan anggap bahwa negara kita ini sudah hebat, jika masih banyak orang-orang yang menderita.

Timbul rasa ingin rasanya membantu orang-orang yang butuh uluran tangan kita para penerus bangsa ini, kita sebagai anak muda jangan hanya sibuk dengan kepentingan kita masing-masing, karena masih banyak pekerjaan yang lebih mulia, yang juga menggambarkan cinta negeri kita ini, yaitu dengan membantu mereka-mereka yang sudah mulai di hiraukan, orang-orang yang sudah di singkirkan oleh orang-orang yang hanya mencari kesenangannya sendir.    

             

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun