Mohon tunggu...
Munawar Khalil
Munawar Khalil Mohon Tunggu... Insinyur - ASN, Author, Stoa

meluaskan cakrawala berpikir, menulis, menikmati kehidupan yang singkat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lompatan Masa Depan Manusia, Menuju Keseimbangan atau Kehancuran?

31 Januari 2022   12:07 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:00 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: cnbc.indonesia.com

Lompatan masa depan umat manusia, yang semuanya sudah menggunakan sistim digital dan kecerdasan buatan, tidak lama lagi akan hadir di depan kita. Sebab, tak bisa dipungkiri pandemi yang terjadi sejak hampir 2 tahun yang lalu telah mengubah dan melampaui banyak hal. Kita 'dipaksa' melakukan kegiatan-kegiatan tidak biasa dengan bantuan teknologi informasi virtual.

Pandemi adalah media yang berhasil mendorong percepatan sebaran dan perkembangan perubahan pola-pola interaksi sosial manusia. Mulai belajar, bekerja, berwisata, bahkan beribadah dengan menggunakan sarana virtual. Sistim interaksi tadi sudah kita gunakan saat ini. Perkiraan kedepan, ketika pandemi berakhirpun sarana virtual ini akan tetap kita gunakan. Bukan berkurang, malah bisa saja bertambah masif.

Ilmuwan-ilmuwan terus berupaya menemukan cara menunjang dan menopang hidup manusia agar tetap bertahan di bumi yang sudah mulai kehilangan sumber dayanya. Menciptakan makanan-makanan sintetis  yang higienis, sehat, dan tentu lebih nikmat dibanding makanan alamiah yang ditanam atau diternak. 

Elon Musk sudah merancang kehidupan masa depan di Mars, karena sadar bahwa realitasnya bumi sudah mulai tidak layak untuk ditinggali. Populasi manusia pada beberapa dekade telah mengalami lompatan yang sulit dikendalikan. Sementara sumber daya yang tersedia semakin menipis. Diharapkan jika berpindah planet segala sesuatu biasa di setting ulang melalui sistem tanpa adanya canpur tangan manusia yang serakah.

Menariknya, perkiraan masa depan manusia yang diramalkan oleh para penggerak digital adalah tidak adanya lagi pemerintah yang berkuasa, berebut komoditas, jabatan, dan kekuasaan, karena yang mengatur manusia nanti adalah sistim komputerisasi artificial intelligence. 

Kita tidak lagi bekerja, menginginkan apapun tinggal sentuh. Ingin pergi ke manapun tinggal sentuh. Sebab sarana virtual akan mengantarkan kita. Sepertinya masyarakat yang adil, tanpa kelas, sama rata sama rasa seperti yang Karl Marx cita-citakan akan terwujud nantinya.

Mungkin banyak yang meragukan atau tak peduli ini terjadi. Perlu diketahui, semua yang kita nikmati sekarang adalah mimpi, utopia, dan rencana gila pemikir-pemikir masa lalu. Di saat awam kebanyakan membayangkan tidak mungkin manusia bisa terbang, bahkan menjejakkan kakinya ke planet lain, semua mimpi gila itu terwujud saat ini. Jadi, sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin.

Hanya satu yang bisa menggagalkannya, yaitu pemanasan global yang peningkatannya teramat masif pada beberapa tahun belakangan ini. Disamping akibat emisi karbon dari berbagai produktifitas manusia, kemungkinan salah satu penyebabnya karena matahari sendiri terus berevolusi membesar. 

Artinya, sebelum matahari membeku menjadi bintang katai putih dan padam sekitar 5 miliar tahun lagi, bumi akan lebih duluan ditelan oleh panas suhunya, dan berevolusi lagi membentuk planet-planet dan benda angkasa baru dalam galaksi.

Pertanyaan krusial, di mana posisi Tuhan ke depan? Posisi Tuhan tetap ada dan tak tergantikan. Karena kekosongan jiwa ketika semua serba mudah didapatkan apalagi tanpa perjuangan, akan membuat manusia mencari celah kosong tersebut lalu mengisinya dengan kehadiran Tuhan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun