Mohon tunggu...
Munawar Khalil
Munawar Khalil Mohon Tunggu... Insinyur - ASN, Author, Stoa

meluaskan cakrawala berpikir, menulis, menikmati kehidupan yang singkat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Taliban dalam Perspektif Islam dan Global

19 Agustus 2021   12:16 Diperbarui: 26 Oktober 2021   12:58 2562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada dalam benak kita muslim dan kaum agamis Indonesia mengenai Taliban yang saat ini berkuasa di Afghanistan? Pastilah sebuah organisasi muslim beranggotakan pemeluk Islam ketat dan taat yang berjuang menegakkan kemurnian Islam di bumi Afghanistan.

Menurut BBC, di awal pendiriannya, pasukan Taliban didominasi oleh orang-orang etnis Pashtun, yang mendiami wilayah Selatan Afghanistan. Taliban pertama kali muncul di pesantren-pesantren yang kebanyakan dibiayai oleh Arab Saudi, yang umumnya menganut aliran Sunni garis keras.

Dalam perjuangan awal, Taliban memberikan janji kepada etnis Pashtun bahwa mereka akan mengembalikan perdamaian dan keamanan sesuai syariah Islam jika mereka berkuasa. 

Dengan cepat, Taliban menyebarkan pengaruhnya hingga pada 1996 berhasil merebut ibu kota Kabul dan menggulingkan rezim Presiden Burhanuddin Rabbani, mereka berkuasa sampai 2001 dan tersingkir ketika Amerika bersama sekutunya mulai masuk.

Sejak 1996-1998 rakyat Afghanistan merespon dengan baik kehadiran Taliban ketika berkuasa. Harapan-harapan masa depan negara yang sudah lama di landa konflik dan perang ini terlihat sangat menjanjikan ketika mereka cukup intens memberantas korupsi serta ketidakadilan yang selama ini mewabah di pemerintahan Afghanistan.

Sayangnya, harapan dan bulan madu itu tidak berlangsung lama. Sejak 1998 Taliban mulai memberlakukan aturan-aturan keras terhadap rakyatnya sendiri dengan alasan menjalankan syariat Islam. Termasuk pembatasan mendapatkan pendidikan layak untuk rakyatnya sendiri yang harusnya menjadi pintu dan ujung tombak kemajuan Afghanistan. 

Puncaknya, ketika berbagai kegiatan-kegiatan mereka lakukan yang menurut dunia internasional adalah palanggaran HAM berat dan kemudian menjadi salah satu faktor pemicu utama masuknya polisi dunia di bawah pimpinan Amerika Serikat ke Afghanistan, dengan pameo menjaga 'kedamaian' rakyat Afghanistan.

Yang tidak banyak kita ketahui, ada beberapa pertanyaan klasik yang menghinggapi; apa income atau pendapatan Afghanistan untuk bertahan selama ini? Reuters melansir bahwa sumber kehidupan Afghanistan ditopang oleh maraknya industri narkoba, mulai dari penanaman opium, ekstraksi opium, perdagangan opiat ilegal, hingga membebaskan biaya ekspor penyelundup. Bahkan kelahiran Taliban pun disinyalir banyak dibantu oleh bisnis ilegal ini.

Diantara berbagai sisi dan informasi ini ada satu hal yang menambah parah kondisi Afghanistan, yaitu tingkat korupsi yang juga sangat tinggi. Suatu hal yang memang lumrah terjadi pada negara-negara berkonflik dan berkembang. Kedua sisi, baik itu pemerintahan Ashraf Gani (yang kabur dengan helikopter penuh uang) ketika Taliban melakukan kudeta maupun Taliban sendiri, adalah dua kubu yang sama sarat dengan problem korupsi. 

Faktor penguasaan komoditas/materi inilah yang menjadi pemicu tidak terdistribusi secara meratanya pendapatan tadi, lalu bermuara kepada konflik yang tidak berkesudahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun