Mohon tunggu...
Hakim Zulkarnain
Hakim Zulkarnain Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Saya adalah seorang dosen dan penggiat pertolongan pada korban gawat darurat dan relawan bencana.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Prof. Dr. Nursalam Berbagi Wawasan tentang Penelitian Transnasional untuk Mendukung SDG 3 di UNIC 2024 Malaysia

25 November 2024   20:38 Diperbarui: 25 November 2024   21:07 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Prof Nursalam (dokumentasi pribadi)

Nursing International Conference (UNIC) 2024, yang diselenggarakan oleh UniKL RCMP, mempertemukan para profesional kesehatan dari seluruh dunia dari tanggal 12 hingga 14 November 2024, di WEIL Hotel di Ipoh, Perak, Malaysia. Tema utama acara ini, "Kolaborasi dalam Keperawatan: Memajukan Keunggulan Layanan Kesehatan," menggarisbawahi perlunya kerja sama global dalam menangani SDG 3, khususnya tantangan layanan kesehatan dan meningkatkan praktik keperawatan. Salah satu hal yang menarik dari konferensi ini adalah presentasi yang menggugah pikiran oleh Prof. Dr. Nursalam dari Universitas Airlangga, Indonesia, yang berjudul "Menerjemahkan Temuan Penelitian ke dalam Praktik Keperawatan Klinis." Sebagai tokoh terkenal dalam profesi keperawatan dan kepala Kolegium Keperawatan, Prof. Nursalam berbagi strategi inovatif untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian dan perawatan keperawatan di dunia nyata, yang menginspirasi para peserta dari berbagai negara termasuk Malaysia, Indonesia, Singapura, Australia, Vietnam, Gambia, dan sekitarnya.

Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons), adalah Guru Besar Keperawatan terkemuka di Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Indonesia. Saat ini menjabat sebagai Ketua Program Doktor Keperawatan, ia telah memegang peran kepemimpinan utama, termasuk sebagai Ketua Ikatan Perawat Jawa Timur sejak 2017 dan baru-baru ini sebagai Ketua Kolegium Keperawatan Indonesia. Kariernya yang gemilang telah berlangsung selama beberapa dekade, ditandai dengan kontribusinya terhadap pendidikan, penelitian, dan pengembangan masyarakat bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Indonesia.

Inti dari Penelitian Translasional
Presentasi Prof. Nursalam menyoroti proses penting Penerjemahan Pengetahuan (KT) dalam perawatan kesehatan---kerangka kerja dinamis yang memastikan temuan penelitian disintesis, disebarluaskan, dan diterapkan secara etis untuk meningkatkan hasil kesehatan. Menyoroti keterkaitan antara penelitian dan praktik, ia berpendapat bahwa tanpa penerjemahan yang efektif, penelitian berisiko menjadi tidak relevan, sementara praktik klinis dapat mandek menjadi rutinitas yang tidak teruji.

Melalui contoh-contoh di dunia nyata, Prof. Nursalam menunjukkan peran penting KT dalam memajukan sistem perawatan kesehatan. Ia menekankan bahwa upaya kolaboratif antara peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan sangat penting untuk mengatasi hambatan dan memastikan praktik berbasis bukti dapat menjangkau pasien secara efektif.

Strategi Tujuh Langkah untuk Menjembatani Kesenjangan
Selama ceramahnya, Prof. Nursalam memperkenalkan strategi tujuh langkah praktis untuk mengintegrasikan penelitian ke dalam praktik keperawatan klinis:

  • Mengidentifikasi Masalah dan Penelitian yang Relevan: Menentukan isu-isu perawatan kesehatan yang kritis dan mencari solusi berbasis bukti.
  • Menyesuaikan Penelitian dengan Konteks Lokal: Menyesuaikan temuan dengan kebutuhan unik masyarakat dan lingkungan perawatan kesehatan.
  • Menilai Hambatan: Mengatasi tantangan seperti keterbatasan sumber daya, penolakan terhadap perubahan, dan kesenjangan pelatihan.
  • Melaksanakan Intervensi: Melibatkan pemangku kepentingan untuk mengembangkan dan menyesuaikan solusi.
  • Memantau Penggunaan: Mengevaluasi penerapan penelitian dalam praktik melalui umpan balik pengguna.
  • Mengevaluasi Hasil: Membandingkan hasil dengan tujuan awal untuk menyempurnakan strategi.
  • Mempertahankan Penggunaan Pengetahuan: Mempromosikan penerapan berkelanjutan melalui kebijakan, pendidikan, dan kolaborasi pemangku kepentingan.
  • Aplikasi dan Tantangan di Dunia Nyata

Contoh menarik yang dibagikan oleh Prof. Nursalam melibatkan pencegahan luka tekan---masalah yang terbukti efektif dengan intervensi berbasis bukti, seperti reposisi yang sering dan penggunaan alat pengurang tekanan. Namun, pendekatan ini memerlukan adaptasi kontekstual dan rencana implementasi yang kuat.

Ia juga mengakui tantangan yang lebih luas dalam menerjemahkan penelitian ke dalam praktik. Tantangan ini meliputi kurangnya pelatihan dalam penilaian bukti, dukungan manajerial yang terbatas, dan kendala waktu yang dihadapi oleh perawat. Prof. Nursalam mendesak komunitas keperawatan global untuk merangkul kolaborasi, menumbuhkan budaya pembelajaran berkelanjutan, dan mengalokasikan sumber daya untuk mengatasi hambatan ini.

Acara ditutup dengan seruan untuk kolaborasi global yang berkelanjutan dalam keperawatan. Seperti yang Prof. Nursalam kutip dengan tepat dari Charles Darwin, "Bukan spesies yang terkuat yang bertahan hidup, juga bukan yang paling cerdas, tetapi yang paling mudah beradaptasi dengan perubahan." Presentasinya tetap menjadi bukti potensi transformatif penelitian keperawatan dan perannya dalam membentuk masa depan yang lebih baik untuk perawatan kesehatan di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun