Hidup ini sejatinya simbiosis mutualisme. Ada jalinan "saling". Tidak boleh jugalah kita ini rakus terhadap titipan Tuhan. Karena sejatinya hidup ini saling membutuhkan.
Kita punya tenaga yang bisa jadi mampu kita lakukan semuanya. Misalnya, Anda dapat saja mengerjakan kebun dengan mencangkul sendiri secara mengangsur, membajak sawah berjam-jam sendiri, atau mencuci baju, mencuci mobil dan motor sendiri.Â
Namun, sesekali atau bahkan jika boleh berkali-kali, serahkan sebagian pekerjaan itu kepada orang lain. Kepada buruh tani, tukang laundry, tukang cuci mobil, dll. Tak lain dengan niat berbagi rezeki. Selain tenaga hemat, Anda pun dapat mengalihkan titipan (uang) itu kepada orang lain. Anda senang, mereka pun senang.
Saya memang suka mengerjakan sendiri jika mampu. Tapi dengan niat berbagi rezeki, saya pun serahkan cuci mobil ke ahlinya. Selain mobil kinclong, saya pun bahagia saat melihat si tukang cuci mobil itu wajahnya tampak sumringah walaupun barangkali sedikit letih.
Saya, istri, dan si Unik (Oman), suka menunggu sembari melihat lalu lalang kendaraan di jalanan. Disempatkan waktu juga mengobrol agar menunggu tak terasa lama.
Hidup ini selain "saling" juga "perpindahan". Uang bisa pindah dari Anda ke orang lain, juga jabatan/kekuasaan dari satu tangan ke tangan orang lain. Yang kaya dapat berubah miskin, demikian juga yang miskin bisa berpindah menjadi orang paling kaya.
Jika demikian halnya, sebagai manusia tidak boleh jumawa, sombong, merendahkan yang lain. Jika memahami filosofi "saling" dan "perpindahan", tuntas segalanya. Tak ada yang aneh di dunia ini.
