Mohon tunggu...
Hakim Esbe Mulyono
Hakim Esbe Mulyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

"Tak peduli seberapa cepat anda melangkah; jika anda salah arah, anda tetap harus kembali ke kilometer nol. Tak peduli seberapa lambat anda melangkah; jika arah anda benar, anda akan tetap sampai di tujuan." (HSBM)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Matematika Itu Seperti Tepung

21 September 2016   00:13 Diperbarui: 22 September 2016   20:22 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.biotecnika.org

"Tahu manfaat tepung itu penting, karena tepung adalah bahan dasar dari banyak makanan."

Matematika itu seperti tepung. Tepung itu hanya bahan baku. Tepung bisa digunakan untuk bikin roti, bikin martabak, atau bikin bakwan. Roti, martabak, bakwan gak jadi kalau gak pakai tepung. Tepung itu bermanfaat, tapi orang yang jago bikin tepung saja tidaklah lebih hebat dibandingkan ahli bikin roti, martabak, atau bakwan. Jadi jangan terlalu fokus pada tepungnya melainkan kegunaan tepung itu untuk apa.

Matematika itu seperti tepung. Matematika itu hanya bahan baku. Matematka bisa digunakan oleh seorang arsitek, seorang akuntan, atau pilot, dan lain-lain profesi. Seorang arsitek, akuntan, atau pilot kerjanya gak akan maksimal kalau gak paham matematika. Matematika itu bermanfaat, tapi orang yang jago matematika saja tidaklah lebih hebat dibandingkan seorang arsitek, akuntan, atau pilot. Jadi jangan terlalu fokus pada matematikanya melainkan kegunaan matematika itu untuk apa.

Belajar matematika seharusnya menyenangkan, sebab pada dasarnya matematika adalah bermain-bermain logika dengan menggunakan angka. Titik beratnya pada "logika" dan "bermain-main" bukan pada "angka". Sebab Matematika itu bukan hanya tentang angka. Tujuan mempelajari matematika adalah membangun dasar logika.

Kapan belajar matematika menjadi menyenangkan? Pertama, ketika pelajar sudah paham aturan mainnya. Sulit bagi seseorang akan menyenangi permainan catur jika sebelumnya tidak paham aturan bermain catur. Kedua, ketika pelajar memahami posisi penting matematika dalam kehidupannya sehari-hari dan manfaatnya bagi apapun profesi kelak di masa depan. Sulit bagi seseorang akan menyenangi aktivitas menanam pohon tanpa ia diberitahu manfaat dari menanamnya. Bahwa dari buahnya kelak ia bisa mendapatkan vitamin alami atau manfaat lainnya.

Belajar matematika menjadi membosankan karena tidak terpenuhinya salah satu dari dua pemahaman tersebut. Pertama, aturan bermain angka yang dibuat rumit, mungkin karena penyampaian yang tidak sederhana dan mengena, menjadikan matematika tampak bagaikan permainan yang menyeramkan. Kedua, pelajar yang tidak tahu apa manfaat dari matematika akan berpikir matematika hanyalah tentang angka-angka yang tak ada hubungannya dengan kehidupan nyata.

Sebagaimana ilmu murni lainnya, matematika akan menjadi menyenangkan jika dihubungkan dengan realitas kehidupan, bahwa ilmu ini bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan mendasari pola pikir logika bagi banyak profesi maupun bidang kehidupan manusia.

"Tahu manfaat matematika itu penting, karena matematika adalah dasar logika dari banyak profesi manusia."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun