Berdasarkan ketentuan di tulisan terdahulu, Islam tidak melarang hubungan mesra antara suami istri meskipun sedang berpuasa di bulan Ramadan. Justru, Islam adalah agama yang seimbang, yang mengatur manusia sesuai dengan fitrahnya. Meskipun ada kewajiban menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri di siang hari, bukan berarti kasih sayang dan kemesraan antara suami istri harus terputus. Berikut beberapa poin penting terkait hal ini:
1. Islam Menjunjung Kasih Sayang dalam Rumah Tangga
Islam menekankan pentingnya hubungan suami istri yang harmonis dan penuh kasih sayang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang..."
(QS. Ar-Rum: 21)
Ayat ini menunjukkan bahwa hubungan suami istri tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan biologis, tetapi juga tentang ketenangan jiwa dan kasih sayang. Ramadan sebagai bulan ibadah tidak menghalangi bentuk kasih sayang tersebut.
2. Kemesraan Suami Istri dalam Batasan yang Diperbolehkan
Seperti yang telah dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW sendiri tetap menunjukkan kemesraan kepada istri-istrinya saat berpuasa, seperti mencium dan bercumbu ringan, tetapi beliau bisa mengendalikan dirinya agar tidak sampai melakukan sesuatu yang membatalkan puasa.
Bentuk kemesraan yang diperbolehkan meliputi:
- Berbicara dengan kata-kata yang lembut dan penuh cinta
- Bersenda gurau dengan istri
- Memeluk atau mencium istri jika bisa mengendalikan diri
- Saling membantu dalam ibadah, seperti membangunkan sahur atau bersama-sama beribadah
Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak mengajarkan kekakuan dalam beribadah. Seorang muslim tetap bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk sambil menjaga keharmonisan rumah tangga.
3. Hikmah Dibolehkannya Kemesraan Saat Puasa