Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banjir Jakarta dan TSB

9 Oktober 2022   10:15 Diperbarui: 9 Oktober 2022   10:19 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir di Jakarta yang terjadi pada Kamis (6/10/2022) kembali menelan korban jiwa. Sebanyak tiga orang siswa tewas akibat tertimpa tembok sekolah mereka di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 di Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Kali terakhir adanya korban jiwa akibat banjir di Jakarta terjadi saat banjir melanda pada Februari 2021. Saat itu tercatat ada lima orang korban jiwa.

Adapun tembok yang roboh ialah tembok pembatas bangunan MTsN 19 dengan Jalan Pinang Kalijati, di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Robohnya tembok sekolah terjadi pada pukul 14.30 WIB, bersamaan dengan hujan deras.

Peristiwa di atas hanya salah satu contoh dari banyaknya korban meninggal akibat bencana banjir yang potensinya sangat besar di Indonesia, mengapa?

1. Indonesia beriklim tropis dengan intensitas hujannya tinggi selama musim penghujan yang setahun terjadi antara 5-7 bulan.

2. Kondisi sungai-sungai di Indonesia, apalagi yang melintasi kota-kota besar padat penduduk di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Palembang, Ujung Pandang, Denpasar semuanya berpotensi menyebabkan banjir karena daerah aliran sunganya sudah dangkal, sempit dan banyaknya sampah yang menumpuk di sepanjang aliran sungai.

3. Kondisi pemukiman dan bangunan di kota-kota besar sudah sedemikian padatnya sehingga wilayah tangkapan air hujan sudah tidak ada, begitu hujan turun air mengalir bebas  ke mana saja, apalagi banyak saluran air yang sudah tidak berfungsi dengan baik.

Peristiwa banjir Jakarta yang menewaskan 3 siswa MTsN 19 Jakarta karena tertimpa tembok sekolah yang roboh sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak perlu terjadi kalau sekiraanya para guru dan pimpinan madrasah saat ini memberikan arahan agar anak-anak berkumpul di tempat yang aman dan segera dipulangkan ke rumah masing-masing ketika suasana banjir sudah reda dan tidak membahayakan keselamatan jiwa mereka.

Dalam situasi rawan bahaya mengingat wilayah Indonesia yang rawan bencana sebaiknya anak-anak usia sekolah dibekali Tas Siaga Bencana, apa itu?

Tas siaga bencana atau Emergency Preparedness Kit merupakan tas yang berisi barang-barang kebutuhan rumah tangga penting, yang telah dipersiapkan untuk keadaan darurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun