Pertandingan Okol (Gulat Tradisional kelas anak) pada acara Sedekah Bumi di desa Setro Kec. Menganti Gresik (Dokumen Dispora.Kab. Gresik)
Permainan Okol (Gulat tradisional) berkembang pada masyarakat di wilayah Surabaya Barat dan Gresik Selatan, yang meliputi kecamatan Menganti, Sambikerep dan Lakarsantri. Â Permainan Okol biasanya dimainkan atau dilombakan dalam rangkaian tradisi Sedekah Bumi yaitu bentuk perwujuduan rasa syukur terhadap hasil panen padi, sayuran maupun buah-buahan yang siap atau sudah dipanen. Â Masyarakat yang mengadakan tradisi Sedekah Bumi biasanya menggunakan hari Sabtu-Ahad biasanya dengan rangkaian acara sebagai berikut :Â
1. Hari pertama diisi dengan acara istigotsah, tahlilan dan pengajian  Â
2. Hari kedua siang hari diisi dengan "Asahan" yaitu membawa aneka makanan dalam wadah baik berupa nasi lengkap dengan lauk pauknya, ada yang berupa aneka buah-buahan, aneka miniman atau jajanan pasar, dikumpulkan dalam suatu tempat bisa di Balai Desa, atau Balai RW atau juga bisa di halaman Masjid untuk didoakan dan dimakan bersama-sama setelah itu sisanya di bawah pulang, setelah sebagian di simpan oleh panitian untuk jamuan acara pada siang atau malam hari. Â Â
Salah satu bentuk Asahan (gunungan) yang terbuat dari makanan dan sayuran dan buah divariasikan dengan bentuk naga (foto: dokpri)
3. Setelah tasyakuran dilanjutkan dengan pertandingan Okol (gulat tradisional), di mana terbagi dalam kelas anak-anak, kelas dewasa dan kelas wanita. Â Â
4. Pertandingan dipimpin oleh wasityang disebut pelandang yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya pertandingan antara dua orang petarung dan Pelandang juga yang memberikan keputusan kemenangan seseorang dalam pertandingan Okol. Â Â
5. Pemain yang akan bertanding biasanya dipilih yang memiliki fisik yang hampir imbang, tanpa melihat usia. Â Â
6. Yang menang adalah yang bisa menjatuhkan lawannya dalam pertandingan yang berlangsung 2 babak (ronde) Â Â