Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pertama Kali Naik Kereta Bercampur dengan Pedagang, Pemulung dan Pencopet

29 September 2022   05:49 Diperbarui: 29 September 2022   06:26 25564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam kereta tahun 1990-an (hipwe.com)

Perkenalanku pertama kali naik kereta api sekitar tiga puluhan tahun lalu, lupa kapan tepatnya sekitar tahun 1990-an.

Kami bersepuluh guru di Sekolah Swasta di Surabaya ingin melakukan jalan-jalan ke Jakarta dengan menggunakan sarana transportasi Kereta Api dari Surabaya ke Jakarta.

Saat ini saya masih ingat tarif Kereta Ekonomi Surabaya - Jakarta sekitar Rp 8.000,- per penumpang.

Masih teringat bagaimana kondisi gerbong saat itu, tempat duduk sudah ada nomornya, tapi waktu itu ada penumpang yang punya tiket tanpa nomor jadi dia bisa menempati tempat yang masih kosong, baru nanti kalau sudah penumpang yang punya nomor tersebut ia harus pindah ke tempat lain, atau duduk di lorong-lorong gerbong kereta, tempat favorit biasanya di depan toilet kereta, karena di sana bag bagi penumpang yang merokok bisa merokok di tempat itu.

Penumpang juga bisa duduk di bawah kursi tempat duduk yang sudah di duduki oleh penumpang lain, istilahnya di sela-selanya kaki penumpang, kalau perjalanan malam biasanya digunakan untuk tidur juga.

Tiga puluh tahun lalu kondisi gerbong KA tidak seperti sekarang yang bersih nyaman dan aman, karena semua penumpang sekarang pasti punya tiket untuk duduk di gerbong, restoran kereta dulu sudah ada juga, tapi banyak penjual makanan antar stasiun yang berjualan makanan dan minuman secara bebas di kereta jadilah gerbong kereta seperti pasar malam, karena penjual hilir mudik menawarkan barang dagangannya.

Dan pedagang apa saja bisa masuk pengalaman penulis saat itu yang paling teringat adalah penjual ikan asapan hasil laut yang tentunya bikin heboh karena baunya menyengat hidung juga menimbulkan rasa yang tidak nyaman bagi penumpang kereta api.

Kesibukan pedagang akan semakin ramai ketika Kereta harus berhenti di stasiun, ada penumpang yang turun juga ada penumpang baru yang naik, demikian juga dengan pedagang ada yang akan turun dan banyak juga pedagang baru yang naik ke gerbong kereta.

Tak kalah menariknya adalah banyaknya orang jahat (pencopet, pencuri dan pemulung) yang masuk dan keluar kereta bersamaan dengan keluar masuknya penumpang dan pedagang, disini rawan terjadi kehilangan dompet, uang, tas bahkan barang bawaan penumpang karena diambil orang -orang yang tidak bertanggung jawab 

Reformasi Kereta Api tahun 2000-an menjadikan kereta api menjadi moda transportasi yang aman, nyaman, murah, tepat waktu dan berkualitas pelayanan nya sehingga menjadi primadona bagi masyarakat untuk memilihnya.

Kota Pudak, 29 September 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun