Mohon tunggu...
hajatnasution
hajatnasution Mohon Tunggu... pegawai swasta -

Pemburu Rupiah Berlandaskan Agama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

''Mengenang Ayah''

1 November 2018   23:16 Diperbarui: 3 November 2018   19:14 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Tak terasa  sudah 16 tahun kepergian mu Ayah,

2002  silam kami masih melihat wajah kesatriaan dari mu Ayah,

namun itu semua hanya tingal kenanggan belaka, Walau kini kami tidak melihat kesatrian dari mu, 

kami tetap bercermin pada kaca kesatrian darimu,

kini kami sudah tumbuh dewasa dan remaja,  

andai ayah masih ada di keluraga ini pasti kami melihat senyum mu yang elok untuk di lihat

 Ayah saya mau tanya kepada ayah, masih igat gak ketika kita duduk berdua di atas batu besar di kebun jeruh yang kita punya di bawah kaki gunung MAGANDO...?

Ayah menunjuk ke arah satu ekor hawan yg lagi terjebak dalam jeratan yg ayah buat,

Ayah  : anak ku Hajat kamu lihat seekor landak tersebut

Hajat : Lihat yah

Ayah  : Apa yg kamu lihat
Hajat :kasihan landak tersebut yah terjebak di dalam perangkat yg ayah buat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun