Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ambil 30 Menit dari 3 Hal Ini Selama Ramadhan Bikin Waktu Baca Kamu Jadi Efektif (Seri I)

18 April 2021   10:38 Diperbarui: 18 April 2021   12:17 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dian Sastrowardoyo (foto - idntimes.com)

Beberapa dari kita, yang suka berselancar dalam setiap artikel-artikel baru yang di tulis oleh orang lain merupakan gaya dan kebiasaan. Karena sering meluangkan beberapa menit bahkan beberapa jam untuk mengunyah dengan lahap tentang isi artikel yang menurut kita sangat menarik untuk kita baca. Selain itu, tentunya manfaatnya adalah tujuan akhir kita melakukan aktivitas membaca. ada pertanyaan yang melintas tentang bagaimana bisa mencari waktu untuk membaca?

Hal ini tentunya sama dengan aktivitas menulis, bagi saya menulis lepas membuat diri lebih ber-spirit, tidak membuat kita menjadi frustasi tetapi menulis membuat diri menjadi happy sebab menulis bebas tidak harus dibanding-bandingkan dengan hasil tulisan formal dari orang lain. Yang jelasnya, menulis bertujuan untu memberikan enlightment dan semacam pencerahan untuk pembaca. Menulis membutuhkan waktu yang tepat, begitupun membaca membutuhkan waktu yang kurang lebih terbilang lumayan banyak. Semua dari kita pasti merasakan hal itu.

Saya pernah dan sangat sering mendangar banyak orang mengeluhkan kesulitan meluangkan waktu untuk baca buku dan menulis. Nah, kali ini saya akan berbagi sedikit hal yang menurut saya sangat penting dilakukan untuk kita yang suka membaca atau menulis tetapi tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal itu.

Ada orang yang prinsipnya bahwa buku itu jendela dunia tapi tidak punya waktu untuk melakukan aktivitas membaca. Menurut hemat saya, membaca atau pun menulis adalah cara membuka pintu pengetahuan dunia.

Dalam sebuah artikel di Klikdokter.com mengemukakan bahwa Para periset di Emory University's Center for Neuropolicy mengungkapkan, membaca dapat menyebabkan perubahan otak. Aktivitas ini memicu hubungan di korteks temporal kiri-area terkait penerimaan bahasa-meningkat.

Menurut penelitian yang sama oleh Emory University, membaca bukan hanya meningkatkan konektivitas korteks temporal. Lebih jauh lagi, kegiatan ini juga meningkatkan aktivitas pada sulkus-sentral otak. Wilayah tersebut bertanggung jawab untuk aktivitas motorik sensorik primer. Ketika membaca, neuron di area tersebut aktif dan menciptakan sensasi kisah yang dibaca. Artinya, membaca bukan cuma memberi imajinasi, tapi benar-benar memengaruhi proses biologi di dalam otak.

Disini, saya mengajak  untuk mengenal waktu yang bisa jadi efektif untuk kita lakukan aktivitas bertepatan dengan bulan Ramadhan. Waktu ini terbilang sangatlah efektif menurut hemat saya. Sebenarnya ada banyak hal yang harus dilakukan selain menulis dan membaca, seperti membaca ayat suci Al-Qur'an, sholawat, dzikir dll. Tapi karena sebagai penulis biasa, yang suka menulis meskipun tulisannya tidak sebagus yang ditulis oleh para penulis-penulis artikel terkenal lainnya. Saya melihat ramadhan merupakan waktu yang paling tepat untuk belajar (memenage waktu) kita membaca dan menulis. Mengasah lebih bagus lagi cara membaca dan menulis.

Bicara tentang membaca dan menulis, sebuah artikel yang sangat menarik membahas tentang berapa jam standar untuk efektif membaca sebuah buku. Menurut Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, masyarakat Indonesia hanya membaca buku selama 2-4 jam perharinya.

Pernyataan ini yang jelasnya berangkat dari sebuah peneilitan yang mumpuni, untuk mengetahui berapa jam setiap orang melakukan aktivitas membaca dalam sehari atau waktu 24 jam. Kalau sudah tentang waktu, selalu saja ada pertanyaan berapa lama waktu efektif kamu membaca? atau Kapan kamu membaca lagi? Pertanyaan seperti ini kerap ditanyakan oleh teman-teman.

Pengalaman saya, pernah menghabiskan kurang lebih 523 lembar buku Ekonomi Revolusi Che Guevara. Buku ini membahas sumbangan Che Guevara pada manajemen perekonomian sosialis, sebuah pergulatan nyata mengupayakan kemandirian yang layak dijadikan pelajaran bagi kita sekarang, di tulis oleh Helen Yafe. Saya menyelesaikan aktivitas membaca dalam beberapa minggu dan bahkan sampai memasuki waktu satu bulan, seingat saya.

Sedikit gambaran ya, pada sampul buku ini, kita bisa melihat pengantar dari Tony Kapcia, University of Nottingham "Buku ini terbilang langka dalam kajian mengenai Che Guevara, menyuguhkan sesuatu yang benar-benar baru di luar kecenderungan untuk meromantisir atau memberi gambaran yang satu dimensi. Yaffe memberi kita paparan rinci tentang sisi lain Che sebagai Menteri Perindustrian dan manajer ekonomi, yang bergulat dengan tantangan-tantangan riil dan masalah-masalah praktis untuk membentuk sistem perekonomian revolusioner"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun