Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bukan Petani Sungguhan, Cerita Menanam Untuk Merawat Pikiran (Seri II)

8 April 2021   10:19 Diperbarui: 8 April 2021   10:33 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak menunggu lama, tanpa istirahat. Sore itu, 11 januari 2021 aksi penyelamatan 7 pohon cabai dan 6 pohon terong di lakukan dengan cepat. Langkah pertama memberikan air sebanyak mungkin sampai media tanahnya basah dengan tujuan bisa sehat lagi dari keterpurukan mereka. Menunggu selama 4 jam menjelang malam, daun-daun layu Kembali menguat dengan batangnya yang layu.

Rasanya sangat legah, puas meskipun sedikit kecewa belum hilang dari kepala saya. Semua orang merasakan hal yang sama ketika menyelamatkan sesuatu yang sangat dia suka, dia usahakn sendiri, dari karya dia sendiri. Hal itu lah yang saya rasakan ketika menyelamatkan yang saya tanam sendiri.

Waktu di batam begitu cepat berlalu, alhasil dari penyelamatan tadi. 6 pohon terong hingga kini masih terus memberikan buah dan bertahan sampai di bulan 4 tahun 2021. Cabai yang terlihat sangat sehat hanya 1 pohon, buahnya sangat banyak dan 6 pohon lainya seperti memaksa diri untuk bertahan dan berbuah padahal sebenarnya mereka sudah tidak mampu untuk bertahan.

Masuk tanggal 13 bulan januari 2021, saya Kembali memikirkan jenis tanaman apalagi yang mau saya tanam. Bibit-bibit yang saya beli masih ada ditempat bibit, disimpan didalam kaleng bekas biscuit. Sambil merewat yang sisa, saya berpikir untuk menanam apa saja yang penting bisa menggantikan rasa stress karena tanaman sebelumnya tidak terurus.

Bagaimana tidak mati kekeringan, terakhir saya tanya ke orang rumah. Mereka hanya siram dua kali dalam seminggu. Ah, makin stress saya dengan pernyataan mereka. Seminggu dua kali siram, sama halnya dengan orang yang diberi makan 3 hari sekali, tragis tentunya nasib hidup orang itu. Begitulah keadaan sesungguhnya mengantarkan saya pada kesabaran dan menerima kenyataan bahwa tidak semua yang kita tanam, rawat dengan baik dan peduli akan kita nikmati. Sebagian dari itu akan Kembali kepada pemilik atau bisa jadi akan mejadi milik orang lain.

Masih trauma, sambil mengelus dada memulai hal baru untuk menyemangati diri. Kembali dengan aktivitas yang sama. Berkendara menuju toko tani, mengumpulkan beberapa jenis pot bunga langsung membayarnya dan Kembali pulang ke rumah. Sebelum sampai dirumah, didekat jalan masuk komplek ada tumpukan karung. Tempat jual tanah seperti sebelumnya sudah saya jelaskan diatas. Lima karung, ini kebiasaan saya membeli tanah. Karena saya harus angkut sendiri jadi sebisanya saja.

Masuk ke komplek tempat rumah abang saya, melihat petugas taman membersihkan tanaman hias dekat jalan utama. Disini lahir inisiatif untuk meminta batang-batang bunga hias. Kali ini, saya memulai dengan menanam bunga hias. Pot-pot yang saya beli dari ukuran kecil hingga ukuran yang besar.

Di rumah, ada indukan 4 pohon aglonema dengan banyak tunas/anakn barunya. Saya berniat untuk memisahkan tunas/anakan aglonema itu dari indukan dengan membeli media tanam pot. Setiba dirumah, sore hari memulai mengolah media tanah. Mencampurnya dengan kompos dan sekam padi sisa dari menenam sebelumnya.

Mengisi media pot dengan tanah, 34 pot terisi tanah dengan rapih disusun di dalam ruangan. Malamnya, sekira pukul 20.00 wib saya memulai aktivitas baru. Memindahkan satu per satu tunas/anakan aglonema. 24 pot terisi, sisanya saya pikirkan untuk menanam apalagi.

Besok paginya, diteras depan rumah masih terlihat 3 pot berukuran memanjang 50cm dan lebar sekita 20cm berisikan tanaman hias lidah mertua yang tidak terurus seperti aglonema.

Saya membawanya ke tempat rehabilitasi bagian belakang rumah dan menggantikan media tanah dengan yang baru. Daun-daun di potong dan bongol tetap ditempanya yang sama. Daun-daun ditanam di media baru. Memulai untuk merawat. Dua jenis tanaman hias sudah aku tanam, aglonema dan lidah mertua. Sedangkan sisa tanah yang masih banyak, saya memilih untuk coba semai lagi seledri dalam 3 pot. Kali ini saya tidak lagi menggunakan polibeg, padahal polibeg sisa kemarin masih sangat banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun