Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bukan Petani Sungguhan, Cerita Menanam untuk Merawat Pikiran (Seri I)

8 April 2021   09:10 Diperbarui: 8 April 2021   10:37 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dinkes.kalteng.go.id

Bagi saya memulai adalah jurus terbaik melakukan sesuatu meskipun kita tidak atau belum pernah melakukannya sama sekali. Salah atau gagal dalam menanam sayuran/bunga di rumah dengan media polibeg atau pot, tidak berisiko mendekam di penjara selam 20 tahun. Iya, tidak berisiko di kamar berjeruji besi.

Satu persatu pacah, bibit-bibit ini menampakkan diri, antusias tumbuh dengan cepat menyambut semangat petani yang bukan petani sungguhan. Jika gagal mereka mati. Tapi jika berhasil, mereka akan Bahagia. Ah, anggapan saya selalu liar.

Lanjut cerita, sudah empat daun beberapa jenis bibit. Tomat dan cabai juga terong. Sebagai pemula, yang paling menguras tenaga untuk menunggu adalah semaian biji seledri. Waktu bejalan begitu cepat, sawi dan pakcoy makin besar daunnya. Bayam sangat gembira dengan kesuburannya, cabai, tomat dan terong semakin tinggi

Sambil menunggu waktu bunga tomat, cabai dan terong datang, saya Kembali menyemai biji kangkong. Dari rekomendasikan yang terbaik medianya adalah menggunakan pipa dengan metode hidroponic. Tapi karena di rumah banyak botol bekas air mineral ukuran 600 ml, saya memilih menggunakan botol-botol bekas itu.

Semua sudah terpajang di balkon, pemandangan balkon disulap dalam sekejap menjadi hijau dan bergairah. Setiap pagi dan sore ataupun malam, melakukan penyiraman. Di tempat semai menggunakan media bekas dan tissue, kanggkung sudah pecah bijinya. Saya harus siapkan media lagi untuk kangkong.

Dua puluh botol bekas digunting bagian ujung atas, saya ambil bagian bawah dengan ukuran kira-kira 20cm tingginya. Tujuannya, media airnya bisa banyak dengan tinggi yang demikian. Semua proses berjalan lancer-lancar saja, botol sudah di pasang di dekat polibek, berisikan air. Malamnya harus diisi dengan kangkong, satu media botol diisi tujuh bibit/pohon kangkung. Menjaga kemungkinan tidak semua pasti jadi.

Dari kesemuaan aktivitas menanam ini sebagai pemula, melihat gagal tumbuh bawang merah dan seledri adalah hal yang tidak masuk akal. Kesalahan metode semai atau media tanam terlalu lembab. Kembali membaca, nonton dan mencari banyak petunjuk.

Saya memualainya ditanggal 15 juli 2020, dan septembernya 2020 mulai memanen satu persatu. Kangkung lebih awal panen karena hanya membutuhkan 18-20 hari dari waktu semai. Setelah itu menyusul panen sawi, pakcoy, bayam merah dan putih, tomat dan terong. Terakhir, agak sedikit lama menunggu waktu panen cabai.

Artinya saya harus membuka/baca Kembali waktu panen dari semua yang aku tanam untuk hilangkan rasa penasaran saya. Belum lagi tanaman cabe yang ribet urusannya, hama membabi buta hingga yang selamat sampai berbuah dan panen hanya 16 polibeg dari 24 polibeg.

Tomat, sawi, terong dan bayam mendapat masalah yang sama, karena selain di balkon. Saya memilih perbanyak media tanam, jadi terisi dibagian teras belakang. Tomat dengan 40 polibeg dan yang selamat hanya 29 polibeg sampai panen. Lumayan, tomat disetiap panen bis 1,7 kg itupundi panen pertama, panen kedua dan seterusnya akan bertambah lagi. Cabe yang berapa pohon juga lumayan, kangkung saya tanam di waktu yang berbeda jadi setiap hari panen, begitu juga bayam, pakcoy dan sawi. Di bagian belakang, dari 100% yang ditanam, hanya 15% yang selamat. 

Baca tulisan lanjutannya di : Seri II

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun