Mohon tunggu...
Haira Airaya
Haira Airaya Mohon Tunggu... -

a dreamer who want to make my parent proud of me :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengamen Jalanan

7 Juni 2012   01:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:19 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Manusia dan Penderitaan-

Pengamen Jalanan

Dalam pemenuhan tugas ibd kali ini saya akan mengambil tema mengenai manusia dan penderitaan. Saya mengambil masalah mengenai anak jalanan yang suka mengamen di angkot. Berikut opini saya mengenai anak – anak jalanan yang berada di Indonesia.

Indonesia adalah Negara yang berkembang. Dalam masyarakat Indonesia terdapat kesenjangan yang sangat terlihat jelas. Perbandingan orang kaya dan miskin berbanding lurus yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Kemiskinan memacu para anak – anak Indonesia untuk mencari uang sendiri. Ada yang berusaha untuk belajar giat untuk mendapatkan beasiswa demi kelangsungan hidup masa depannya. Tetapi, ada juga yang mencoba mengadu nasibnya di jalanan dengan mengamen.

Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan bahwa anka – anak Indonesia wajib belajar minimal 9 tahun. Bahkan pemerintah sampai mengeluarkan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) untuk anak – anak yang tidak mampu. Program ini dapat membebas biayakan anak –anak yang ekonominya dikatakan kurang mampu. Dengan itu maka anak – anak Indonesia dapat lebih cerdas dan setidaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada anak yang tidak pernah mengecap pendididkan sama sekali. Dan mendapatkan harapan mempunyai masa depan yang cerah nantinya.

Tetapi, meskipun terdapat program tersebut tetapn saja banyak anak – anak Indonesia yang lebih memilih untuk mengamen. Mereka lebih memilih untuk turun – naik angkutan perkotaan demi untuk mendapatkan uang demi memenuhi kelangsungan hidup mereka sehari – hari. Pekerjaan yang mereka lakukan mempunyai bahaya yang sangat besar. Bukan tidak mungkin mereka mengalami kecelakaan pada saat mereka menaiki atau menuruni angkutan perkotaan itu. Belum lagi penertiban yang dilakukan oleh pihak keamanan kota.

Tentu saja begitu miris melihat orang – orang kaya membeli mobil yang harganya bermilyar – milyar. Tetapi masih sangat banyak orang yang ekonominya masih terbelakang. Bahkan untuk makanpun susah. Itu menjadi salah satu alasan para anak – anak jalanan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Sebagian anak jalanan ternyata mempunyai atasan yang mengumpulkan mereka dana memeberikan tempat tinggal. Tetapi mereka juga memaksa anak – anak jalanan untuk mengamen dijalanan. Uangnya diberikan untuk mereka makan. Tetapi, bila tidak mencapai setoran maka mereka akan dimarahi bahkan biasanya kekerasan ikut berperan serta didalamnya. Tetapi mereka tidak mempunyai pilihan lain untuk keluar dari masalah tersebut.

Biasanya anak – anak jalanan mempunyai tempat tongkrongan untuk mereka berkumpul. Dan itu cukup membuat sebagian masyarakat menjadi resah akan keberadaannya. Tidak sedikit dari masyarakat kita yang tidak menginginkan kehadiran mereka. Bahkan sebagian besar dari masyarakat Indonesia merasa risih ketika angkotnya didatangi oleh anak – anak jalanan. Sikap mereka yang kadang kurang sopan, dan memaksa para penumpang untuk memberikan uang bahkan tidak jarang ada yang hingga menarik baju penumpang angkutan kota akibat tidak diberikan uang.

Selain sikap itu pernah saya mencium bau alcohol yang menyengat dari anak – anak jalanan itu. Karena hal itu saya memilih untuk memberikan uang kepada anak – anak jalanan. Tetapi, saya juga pernah terpaksa memberikan uang kepada salah satu dari mereka yang lumayan bau alcoholnya sangat menyengat karena saya cukup takut untuk tidak memberikan uang itu. Bagaimana tidak mereka biasanya suka mengumpat bila tidak diberikan uang. Dan ketika itu saya sedang sendiri berada di angkutan kota tersebut.

Keberadaan anak jalanan di Jakarta sudah lumayan berkurang karena penertiban yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Itu cukup menguntungkan bagi masyarakat setempat tetapi juga sangat merugikan untuk masyarakat kota – kota sekitar Jakarta. Dengan adanya penertiban tersebut membuat mereka kesusahan. Dan menuntut mereka untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Maka dari itu sebagian dari mereka berhijrah ke kota – kota sperti Bogor, DLL. Akibatnya, di kota – kota tersebut terjadi penumpukan anak jalanan.

Dari kesekian banyak opini yang kurang baik mengenai anak jalanan tetapi pesan yang didapat dari mereka, yaitu mereka masing menggunakan cara yang halal untuk mencari uang demi kelangsungan hidup mereka. Semoga saja pemerinta mendapat cara yang terbaik agar masyarakatnya lebih sejahtera. Amin YRA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun