Mohon tunggu...
Haihai Bengcu
Haihai Bengcu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang Tionghoa Kristen yang mencoba untuk melakukan sebanyak mungkin hal benar. Saling MENULIS agar tidak saling MENISTA. Saling MEMAKI namun tidak saling MEMBENCI. Saling MENGISI agar semua BERISI. Saling MEMBINA agar sama-sama BIJAKSANA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Capres Kalah Melulu? Aku Ra Popo

23 Juli 2014   03:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:32 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Gambar: kaskus,co.id"][/caption] Jokowi berhenti dagang karena DIDAULAT menjadi Walikota. Baru dua bulan Pangkostrad Prabowo pun DIPECAT hingga terpaksa jadi pedagang. Perusahaan Jokowi semakin jaya, Perusahaan Prabowo makin payah. Jokowi Pemimpin Berdaulat [caption id="" align="alignnone" width="512" caption="Gambar: thejakartapost.com"][/caption] Bukan ambisi namun karena DIDAULAT oleh sebagian warga Solo maka Jokowi pun ikut Pemilukada Solo tahun 2005 dan MENANG dengan perolehan suara 36,62%. Bukan ambisi namun karena DIDAULAT oleh warga Solo maka Jokowi pun ikut Pemilukada Solo tahun 2010. Apa bukti Jokowi memang didaulat oleh warga Solo untuk menjadi walikota Solo lagi? Buktinya, tanpa kampanye, Jokowi menang telak dengan perolehan suara 90,09%. Bukan ambisi namun karena DIDAULAT oleh sebagian besar warga Jakarta maka Jokowi pun ikut Pemilukada DKI 2012. Apa bukti Jokowi memang didaulat oleh sebagian besar warga DKI untuk menjadi gubernur? Buktinya Jokowi Ahok menang putaran pertama dengan perolehan suara 42,60% dan diputaran kedua menang dengan 53,82% suara. Bukan ambisi namun karena DIDAULAT oleh sebagian besar rakyat Indonesia maka Jokowi pun mencalonkan diri menjadi presiden 2014-2019. Meskipun ketua DPD Gerindra minta maaf kepada warga DKI dengan alasan Jokowi ingkar janji lalu bersama-sama dengan DPP Gerindra menyebar isu bahwa warga DKI menolak pencapresan Jokowi namun faktanya dalam Pemilu Legislatif 9 april 2014 yang lalu, PDIP justru menang telak di DKI (28,49%). Warga DKI yang kecewa karena PDIP mengusung Jokowi sebagai calon presiden mustahil mencoblos PDIP, bukan? Mereka seharusnya beramai-ramai mencoblos Gerindra, bukan? Faktanya perolehan suara Gerindra di DKI hanya 14,17%, separuh perolehan suarah PDIP. Prabowo Capres Kalah Melulu [caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Gambar: tempo.co"]

[/caption]

Demi memuaskan ambisi Prabowo mengusung dirinya ikut konvensi calon presiden Golkar tahun 2004. Hasilnya? KALAH! Itulah bukti, handai taulannya sesama Golkar saja menolak dia mentah-mentah, apalagi rakyat Indonesia?

Demi memuaskan ambisinya lagi Prabowo pun mengusung dirinya menjadi calon presiden GERINDRA tahun 2009. Hasilnya? KALAH pamor! Itu sebabnya dia lalu merendahkan diri dengan menjadi calon wakil presiden Megawati, “saja!” Setelah menolak Prabowo menjadi presiden lewat Pemilu Legislatif 2009, rakyat Indonesia pun menolak mentah-mentah Probowo sebagai wakil presiden itu sebabnya perolehan suara Mega Prabowo tahun 2009 benar-benar mengenaskan, hanya   20,79% doang padahal Sby-Budiono saja dapat 60,80%. Demi memuaskan ambisinya, tahun 2014 ini, Prabowo kembali mengusung dirinya menjadi calon presiden GERINDRA. Sejak awal Megawati, sudah menyatakan bahwa calon presiden PDIP baru akan diusung setelah Pemilih Legislatif berlangsung. Alih-alih maklum, Prabowo justru gentayangan siang malam MENUDUH Megawati dan PDIP ingkar janji karena tidak menaati “Kesepakatan Batutulis” untuk mendukung pencapresan Prabowo. Lebih lanjut, Prabowo juga menggerakkan Gerindra untuk menyebar ISU Jokowi tidak boleh nyapres karena sudah bersumpah untuk menjadi gubernur DKI selama 5 tahun. Ketika ditegor, alih-alih bertobat, Prabowo justru semakin kalap. Itu sebabnya pada tanggal 14 Maret 2014, jam 14.44 WIB, seolah berkata, “Hai Prabowo, terjadilah yang kau imani!” Megawati pun bermandat agar Jokowi menjadi calon presiden PDIP seshingga rakyak pun menyoraki Prabowo, “Rasak no! Kapokmu kapan, bro?” Bukan hanya masa kampanye, Pemilu Legistatif pun sudah berlalu. Perolehan suara hitung cepat sudah didapat. Itu sebabnya partai-partai pun pat pat gulipat, yang sependapat saling merapat, yang tidak dapat mengumpat, yang rebutan saling damprat.

Rupanya, atraksi Prabowo BERLAGAK presiden alih-alih menuai HORMAT justru membuat rakyat MUAK. Tudingan-tudingannya kepada Jokowi yang penuh DENGKI memuakan. Puisi-puisi Prabowo dan Fadli Zon yang dianggap ASRI justru bikin rakyat RISIH. Itu sebabnya semakin hari semakin banyak rakyat yang mendukung Jokowi. Hari Pencoblosan sudah kemarin-kemarin. Hari ini 22 Juli 2014. Meskipun belum di umumkan namun rakyat sudah tahu yang akan diumumkan sebagai pemenang oleh KPU adalah jokowi.  Sebelum pengumuman KPU, karena nggak sanggup menerima KALAH maka Prabowo pun KALAP.  Tanpa Hatta Rajasa dia memberi fatwa MENARIK diri dari Pemilu Presiden RI 2014. Alih-alih mengakui kekalahan Prabowo justru memilih jadi PECUNDANG? Tentu saja aku ra popo! Suhu hai hai Bro [caption id="" align="alignnone" width="355" caption="Gambar: rugni.com"]

[/caption] Karena DIDAULAT oleh rakyat untuk memimpin maka Jokowi pun DIPILIH rakyat menjadi pemimpin. Itu sebabnya Jokowi disebut Pemimpin BERDAULAT. Karena BERMIMPI menjadi pemimpin Prabowo pun MENDAULAT rakyat untuk dipimpin. Makanya dia ditolak mentah-mentah dan dijuluki PEMIMPI berkualat. Bukan hanya KALAH Prabowo malah KALAP. Sejelek-jeleknya Prabowo, dia tetap senusa dan sebangsa kita. Bagaimana kalau kita mengusulkan kepada Jaya Suprana agar memberinya Penghargaan MURI Capres Kalah Melulu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun