Mohon tunggu...
Gu Hanna
Gu Hanna Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pembelajar Sejarah

Saya suka kurtilas hehe :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengingat Kembali Kesultanan Islam Tertua di Timur Nusantara

5 September 2019   13:48 Diperbarui: 5 September 2019   14:05 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Apakah kalian mengetahui atau pernah mendengar tentang Kesultanan Ternate? Bagi kalian yang mencintai sejarah, sudah pasti bahwa Kesultan Ternate bukanlah sesuatu yang asing atau baru. Kesultanan Ternate juga bukan hal yang asing untuk masyarakat asli Maluku.

Secara geografis, Kesultanan Ternate terletak di Kepulauan Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Pada masa itu, letak Kesultanan Ternate sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan karena disitulah rempah-rempah dihasilkan. Kepulauan Maluku dijuluki sebagai The Spice Island karena merupakan penghasil rempah-rempah terbesar. Rempah-rempah adalah komoditas utama perdagangan dan pada saat itu, pedagang maupun bangsa-bangsa datang bertujuan ke Maluku. Melewati perdagangan, agama Islam menyebar, dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Baab Mashur Malamo (bertakhta 1257-1372) adalah raja (Kolano) pertama sekaligus pendiri dari Kesultanan Ternate. Wilayah kekuasaannya mencakup Maluku, Sulawesi utara, timur dan tengah, bagian selatan Kepulauan Filipina, hingga kepulauan Marshall di Pasifik. Tidak ada informasi yang pasti tentang kapan Islam masuk ke Maluku. Namun, Kolano (raja) Marhum (1465-1486) memeluk Islam, dan diikuti oleh kerabat dan pejabat istana. Pedagang dari Arab juga menjadi salah satu bukti berdirinya agama Islam.

Wilayah Ternate semakin luas pada saat Sultan Baabulah memerintah, karena adanya kegiatan perdagangan dan pelayaran yang maju. Hasil bumi utama Ternate adalah rempah-rempah, namun bukan hanya rempah-rempah itu yang membuat Kesultanan Ternate maju. Ternate menjadi pemimpin dari persekutuan yang disebut Uli Lima atau lima saudara yang terdiri dari lima wilayah, yaitu Bacan, Obi, Ambon, Seram, dan Ternate. Hasil-hasil bumi Ternate dapat dipasarkan ke wilayah-wilayah tersebut, dan perdagangan Ternate terus berjalan lancar hingga datangnya Portugis dan Belanda. Pada akhirnya, Sultan Badullah melakukan perlawanan pada tahun 1570, kemudian Ia berhasil mengusir bangsa Portugal dari Ternate pada 1575. Namun, kekalahan Portugis menjadi jalan bagi Belanda untuk menguasai Ternate.

Islam berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin. Ia dikabarkan belajar agama Islam scara pribadi dengan Sunan Giri, dan ialah yang mengganti "kolano" menjadi "sultan". Islam diakui sebagai agama resmi, syariat Islam diberlakukan, dan lembaga Kesultanan disesuaikan dengan hokum Islam, serta para ulama yang dilibatkan. Sultan Zainal Abidin menjadi sultan pertama yang mendirikan madrasah pertama di Ternate. Organisasi serta penerapan Islam yang dikenalkan pertama kali oleh Sultan Zainal Abidin menjadi standar yang diikuti semua kesultanan di Maluku, hamper tanpa perubahan berarti.

Kesultanan Ternate memiliki andil yang sangat besar terhadap kebudayaan Nusantara bagian timur, khususnya di Sulawesi dan Maluku. Pengaruh yang diberikan oleh Ternate adalah bidang agama, adat istiadat, dan bahasa. Ternate juga memiliki peran besar dalam penyebaran agama Islam serta pengenalan syariat-syariat Islam di wilayah timur Nustantara, dan bagian selatan Filipina.

Masjid Sultan Ternate menjadi salah satu bukti terbesar adanya Kesultanan Ternate, dan adanya agama Islam yang berkembang di Ternate. Masjid ini berbeda dengan masjid yang lain, karena masjid ini memiliki aturan adat yang tegas. Contohnya adalah larangan memakai sarung, atau wajib mengenakan celana panjang bagi para jemaahnya. Setiap malam ke-16 pada bulan Ramadhan,Masjid Sultan Ternate mengadakan Malam Qunut yang sudah menjadi tradisi mereka. Sampai sekarang belum ditemukan tanggal yang pasti tentang kapan berdirinya Masjid Sultan Ternate.

 

Keraton Kesultanan Ternate. (kumparan.com)
Keraton Kesultanan Ternate. (kumparan.com)

Keraton Kesultanan Ternate merupakan ssalah satu bangun tradisional yang masih berdiri di Ternate. Menurut para ahli, keratin ini dibuat dengan melihat arsitektur Tiongkok, yang diakulturasi dengan kebudayaan lokal. Wilayan keratin in dibagi menjadi beberapa bangunan dengan fungsinya yang berbeda-beda. Pada bulan April setiap tahun, diasakan pesat rakya untuk memperingati hari kelahiran Sultan. Di pesta rakyat, rakyat akan menampilkan berbagai jenis kesenian dan hasil bumi dari berbagai daerah.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun