Mohon tunggu...
hagma pentatika
hagma pentatika Mohon Tunggu... Aktor - mahasiswa

traveling

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Perjuangan Seorang Ayah Untuk Meluluskan Sekolah Kedokteran Anaknya

10 Desember 2022   13:45 Diperbarui: 10 Desember 2022   13:53 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surakarta - Jantes (46) tidak pernah menyangka dirinya akan mampu mengantarkan anak sulungnya, Nela Maulena (27) berhasil menempuh pendidikan di suatu universitas di Yogyakarta hingga lulus mendapat gelar doktor. Jantes seorang penarik becak asal Surakarta sehari-hari hanya menarik becak dan menjadi buruh pacoan. Jantes menceritakan bagaimana keluarganya mengantarkan anaknya bisa menempuh pendidikan sampai S3. Nela sudah dikenal di keluarganya sebagai anak yang cerdas sejak di bangku Sekolah Dasar, padahal Jantes tidak pernah memberikan pendirikan khusus pada anaknya.

"Setelah lulus SD, anak saya mendaftar di SMP negeri. Alhamdulillah diterima di SMPN 1 Surakarta dan SMPN 4 Surakarta. Namun, pilihannya jatuh ke SMPN 4 Surakarta. Saya tidak tahu mengapa Nela memilih SMPN 4 Surakarta," ujar Jantes saat ditemui di acara Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta, Sabtu (19/11/2022).

Selama duduk di bangku SMP, Nela selalu meraih ranking 1 di sekolahnya. Hingga akhirnya dia diterima di SMAN 4 Surakarta dengan meraih beasiswa. Saat di bangku SMA, Nela dianggap orang kaya karena setiap hari selalu diantar dan dijemput dengan becak. Waktu itu, anak yang bisa diantar dan dijemput becak tergolong anak orang kaya, padahal yang mengantar dan menjemput Nela adalah ayahnya sendiri.

"Oleh teman-temannya, Nela dibilang anak orang mampu, padahal yang narik becak saya sendiri sebagai ayahnya," ujar Jantes.

Entah karena apa, Nela memutuskan diri agar tidak diantar dan dijemput oleh ayahnya menggunakan becak. Dia minta dibelikan sepeda ontel agar tidak merepotkan ayahnya. Sebagai ayah, Jantes tidak langsung memenuhi permintaan anaknya karena tidak punya uang. Untuk memenuhi permintaan anaknya, Jantes harus menarik becak dan menunggu adanya panggilan untuk menjadi buruh bangunan atau biasa disebut tukang.

"Untuk membeli sepeda ontel anak saya, saya harus menunggu saya menghasilkan uang dari menarik becak dan menunggu adanya panggilan untuk menjadi buruh bangunan jadi sama saja dengan tukang. Saya mengumpulkan uang hingga 3 bulan karena Waktu itu harga sepedanya Rp 1 juta," ujarnya.

Setelah punya ontel, Nela rajin mengikuti les selama dua kali dalam seminggu. Ayahnya sendiri tidak tahu dari mana biaya les diperoleh. Selama menempuh pendidikan di SMAN 4 Surakarta, Nela yang juga dikenal kutu buku dan di sekolahnya selalu meraih ranking 1 yang sekaligus mengantarkan dirinya diterima di dua perguruan tinggi terkemuka di Yogyakarta dan Surakarta.

"Setelah lulus SMA, Nela diterima di UGM dan di UNS. Tapi pilihannya jatuh ke UGM" ungkap Jantes.

Saat hendak kuliah di Yogyakarta, Jantes sempat membujuk Nela agar memilih kuliah di Surakarta saja. Pertimbangannya, karena Nela anak perempuan dan Jantes sendiri menganggap dirinya tidak akan mampu membiayainya. Apalagi, Jantes sering mendapat cibiran dari beberapa orang bahwa dirinya tidak akan mampu membiayai pendidikan anaknya.

"Cibiran tetangga ke saya begini, 'Jadi tukang becak mau menyekolahkan anaknya ke Jogja ambil kedokteran lagi, dapat uang dari mana, apalagi tanahnya hanya sepetak yang ditempati sebagai rumahnya'," tutur Jantes.

Namun, cibiran orang itu dianggap sebagai motivasi oleh Jantes. Begitu pula dengan Nela. Nela sendiri sudah bulat tekadnya untuk tetap melanjutkan pendidikan ke UGM sambil menutup telinga dari cibiran para tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun