Mohon tunggu...
Hisnudita Hagiworo
Hisnudita Hagiworo Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu bekerja yang mencoba menyeimbangkan karier dan keluarga

Bekerja di kantor jadi satu cara untuk hilangkan penat di rumah. Begitu pula saat pulang ke rumah, saat ketemu anak jadi cara untuk hilangkan stress di kantor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidupkan Buku Jadi Solusi Tingkatkan Minat Baca Anak Indonesia

10 September 2019   11:40 Diperbarui: 10 September 2019   11:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berada di ibukota atau kota besar menjadi keuntungan bagi banyak orang. Begitu pula dalam mendapatkan pendidikan, berbagai pilihan sekolah atau lembaga pendidikan tersebar di penjuru kota.

Hal yang sama juga berlaku dalam mendapatkan sumber-sumber ilmu pengetahuan. Penduduk dengan mudahnya dapat mengakses internet dengan mudah, menemukan toko buku, dan mengunjungi perpustakaan. Namun, bagaimana dengan masyarakat yang berada di kota kecil atau kabupaten?

Jangankan toko buku, perpustakaan dengan buku yang sesuai dengan umur susah ditemukan. Banyak masyarakat yang rela menempuh jarak ratusan kilometer demi mendapatkan buku yang sesuai dengan minat mereka.

Kalau begitu, pakai e-book saja? Bukannya lebih mudah mendapatkan?

Memang benar , dengan buku digital, masyarakat tak perlu berjalan jauh untuk mendapatkan buku, tetapi apakah sinyal di mereka tinggal sudah cukup untuk mengunduh satu buku?

Permasalahan tersebut telah menjadi perhatian pemerintah sejak lama. Maka dari itu, banyak sekali gerakan penyaluran buku ke wilayah-wilayah terpencil, baik oleh pemerintah maupun lembaga lainnya.

Namun, setelah penyaluran terselenggara, apakah buku yang diberikan telah tepat sasaran? Jika anak-anak merupakan sasarannya, apakah ada jaminan buku yang disalurkan akan dibaca mereka?

Maka dari itu, sudah seharusnya buku tidak teronggok begitu saja di rak buku. Bukannya tidak menarik perhatian anak, tetapi buku itu tidak terlihat oleh pengunjung.

Buku harus dibuat hidup dengan berbagai cara. Tiga cara ini bisa membuat buku terasa hidup dan menjadi menarik bagi pengunjung.

  • Membaca nyaring
    Pemilik atau penjaga perpustakaan dapat dalam satu minggu dapat membacakan buku untuk anak-anak yang datang. Kegiatan pembacaan buku dengan intonasi dan karakter akan membuat buku hidup dan menjadi daya tarik untuk anak-anak. Jika sudah mendapatkan perhatian dari anak-anak, latihlah anak untuk dapat membawakan cerita dari buku yang ada. Nantinya, anak-anak tersebut yang akan membacakan cerita untuk teman-temannya sendiri.

  • Ajak keterlibatan orangtua
    Selain anak-anak, orangtua juga harus mengambil peran untuk menghidupkan buku. Jadi, tak hanya di perpustakaan, menjadikan buku lebih hidup juga berawal dari rumah. Ajak orangtua untuk dapat membacakan buku cerita kepada anak sebelum tidur. Selain itu, penempatan buku yang mudah terlihat oleh anak di rumah menjadi salah satu cara membudayakan membaca kepada anak.

  • Bikin acara menarik tentang buku
    Bukan berarti acara besar dengan panggung dan hiburan ya. Pemilik perpustakaan atau toko buku bisa memilih satu hari dalam satu bulan untuk mengumpulkan anak-anak yang dirasa cukup mampu untuk membaca puisi, musikalisasi puisi, atau mendongeng. Bikin sebuah perlombaan kecil-kecilan dengan tema yang ada di dalam buku, seperti buku puisi, buku dongeng, atau novel. Hadiahnya juga tak perlu mahal dan mewah, panitian bisa menyiapkan buku best seller dan alat tulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun