Mohon tunggu...
Pendidikan

"Agomo Iku Noto Apik e Koyo Opo" (Islam Era Milenial)

4 November 2018   16:29 Diperbarui: 4 November 2018   17:24 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shufflrr.com

Allah SWT berfirman ; "Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (Ali 'Imran: 19)"

 Agama adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh setiap individu dan memiliki sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "Agama" berasal dari bahasa Sanskerta, gama () yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. (kamus besar bahasa Indonesia). Dari cuplikan ayat diatas, bagi umat muslim mereka mempercayai bahwa Islam adalah agama yang patut di percayai yang memiliki sistem untuk mengatur segala aspek kehidupan umat muslim untuk mencapai tujuan dunia dan akhiratnya.

 Dalam Islam Nabi Muhammad SAW adalah sosok orang yang menjadi suri tauladan bagi umat muslim di dunia, mulai dari zaman kenabian hingga saat ini. Beliau telah diangkat oleh Allah sebagai Nabi dan Rasul pada umur 40 tahun yang telah menerima wahyu oleh Allah melalui perantara malaikat Jibril di Gua Hira pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M.  Pada masa nabi Muhammad Saw terbagi menjadi dua fase (priode) yaitu Fase Makkah dan Madinah. Pada fase Makkah lebih ditekankan hanya pada bidang Dakwah, karena ini adalah masa-masa awal kelahiran agama Islam. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi pada Fase ini terbagi menjadi dua yaitu secara sembunyi-sembunyi dean secara terang-terangan. Pada fase Madinah ada beberapa bidang yang dikembangkan sebagai wujud dari upaya Nabi untuk membentuk Negara Islam diantaranya yaitu pembentukan sisitem sosial kemasyarakatan, militer, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendapatan Negara. Pada fase ini Islam menjadi agama yang dipeluk oleh seluruh Jazirah Arab, sebagai tanda keberhasilan dakwah Nabi Muhammad.

Pada masa kenabian, banyak sekali adat istadat, kebudayaan, norma-norma dalam masyarakat yang mungkin masih terjadi hingga saat ini. Akan tetapi seperti yang telah kita lihat saat ini bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan kompleks. Banyak sekali kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang dari masa ke masa, seperti contoh dalam hal berpakaian, ilmu pengetahuan, komunikasi, media, teknologi digital, adat istiadat, dll. Orang-orang menyebut hal ini dengan istilah "Generasi Milenial", apakah "Generasi Milenial" itu? Lantas, Bagaimana Islam menyikapi hal tersebut ?

Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografi (penduduk) setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini.  Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan besar) tingkat kelahiran di tahun 1980-an dan 1990-an. Untungnya di abad ke 20 tren menuju keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang, sehingga dampak relatif dari "baby boom echo" umumnya tidak sebesar dari  masa  ledakan populasi pasca Perang Dunia II. Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan.

Lantas bagaimana Islam menyikapi Era ini ? pada dasarnya yang sering menjadi perdebatan adalah sesuatu yang tidak ada di zaman nabi adalah Bid'ah atau lebih jelasnya adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah di tetapkan (zaman Nabi) termasuk menambah dan mengurangi ketetapan. Seperti contoh foto, bank, handphone, transportasi, dll. Saya pernah mendengar sebuah pengajian dari seorang kyai mengatakan bahwa  "Agama itu mempermudah, bukan mempersulit".  kita hidup dimana zaman akan terus semakin berkembang, seperti halnya foto, pada zaman nabi dulu orang-orang tidak memerlukan foto sebagai kartu tanda penduduk (KTP) sebagai indentitas diri, orang-orang juga masih menggunakan unta sebagai alat transportasi hal ini di dukung juga karena keadaan geografisnya sebagian besar adalah gurun pasir, bayangkan saja apabilah hal-hal tersebut masih di terapkan hingga saat ini, mungkin akan ada banyak permasalahan yang timbul, salah satunya adalah KTP, pemerintah akan sulit untuk mengatur rakyatnya tanpa mengetahui identitas dari penduduknya. Selain itu, bayangkan saja kalau di era sekarang ini orang-orang masih menggunakan unta sebagai alat transpotasi mungkin mereka akan terlambat masuk kerja, sekolah, lalulintas tidakkaruan, dll. Apabilah hal tersebut tetap dianggap dosa itu tidak apa-apa, ibarat mendapat dosa 10 untuk mendapat "Ganjaran" (pahala) 1000 (maksutnya adalah demi kebaikan), seperti halnya di dalam islam memakan ular adalah haram hukumnya, akan tetapi jika ada seseorang yang harus memakan ular sebagai obat dan apabila tidak dia akan mati, maka hal tersebut tidak apa-apa. 

Jadi, kesimpulanya adalah Islam mengatur kita untuk bagaimana kita berada pada kebaikan, pembaharuan dalam Islam akan terus terjadi seiring berkembangan zaman, hukum-hukum akan di permudah sesuai dengan kondisi tertentu (dlorurat), apapun boleh dilakukan jika itu terpaksa dengan mempertimbangkan manfaat dan mudhorotnya, serta tidak keluar dari syari'at islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun