Mohon tunggu...
Hafiz Rosila
Hafiz Rosila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Di antara Banyak Tokoh, Pemuda Ini yang Direspon Baik oleh Megawati

28 Februari 2018   08:00 Diperbarui: 28 Februari 2018   08:11 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketua Umum Megawati Sukarnoputri akan mengutus anaknya, Prananda Prabowo, untuk menemui Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, rencana ini menanggapi keinginan AHY untuk bertemu dengan Megawati.

Alasan Megawati menugasi putranya untuk menemui AHY disebut Hasto agar mengimbangi usia AHY. Menurutnya hal itu akan menjadi pembicaraan antar pemuda, dengan bahasa anak muda. Langkah tersebut dinilai sebagai sebuah gambaran politik masa depan, yang akan diisi oleh anak muda.

Kita mengetahui sebelumnya PDIP sudah mendeklarasikan akan kembali mengusung Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang. Langkah tersebut sebenarnya sangat berbeda dengan situasi Pilpres 204 lalu. Saat itu PDIP baru mengumumkan nama calon menjelang batas akhir pendaftaran ke KPU.

Dengan demikian hal tersebut menjadikan PDIP memiliki banyak waktu untuk menetapkan siapa pendamping Jokowi yang pas untuk melenggang ke Pilpres 2019.

Petinggi partai politik tengah mempersiapkan diri untuk memperebutkan posisi sebagai wakil Jokowi. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku ingin menjadi Cawapres Jokowi karena didorong kader PKB. Bahkan poster sang Ketum dengan tulisan "Capres 2019" sudah tersebar.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga terlihat ada gerakan ingin memajukan Ketum Romahurmuziy sebagai cawapres. Meski berkilah, PPP menyindir poster Cak Imin yang ada tulisan "Capresnya". Menurut Sekjen PPP Asrul Sani, terpasangnya poster Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy semata untuk sosialisasi dan bukan pencalonan sebagai calon wakil presiden untuk Jokowi, berbeda dengan poster Cak Imin.

Sementara itu partai pendukung pemerintah lainnya, Hanura, telah mendeklarasikan Wiranto sebagai calon wakil presiden. Deklarasi tersebut disampaikan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta, pada acara Syukuran Partai Hanura Lolos sebagai Peserta Pemilu 2019, kamis lalu. Menurut Oesman, Hanura juga harus berani jualan calon wakil presiden karena partai lain juga begitu. Kader Hanura dari tingkat pusat sampai ranting pun diinstruksikan untuk memasang foto Wiranto.

Di antara nama-nama tersebut, AHY selalu berada pada posisi atas dalam berbagai survei-survei elektabilitas yang pernah dilakukan. Pertengahan tahun lalu, Poltracking Indonesia menempatkan AHY berada di posisi kedua untuk cawapres pendamping Presiden Jokowi dengan elektabilitas 16 persen. Poltracking Indonesia menyebutkan AHY dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai oleh publik sebagai figur yang paling tepat mendampingi Joko Widodo di Pemilu 2019.

Selanjutnya pada hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), tercatat AHY adalah calon wakil presiden terpopuler, dengan angka popularitas sebesar 71.2 persen, mengalahkan Gatot Nurmantyo 56.5 persen, dan Moeldoko 18.0 persen.

Lembaga Riset berbasis digital Radar Media Nasional (Radian) januari lalu juga merilis hasil terkini survei capres dan cawapres. Lagi-lagi, nama AHY berada di papan atas sebagai wapres terkuat. Apa sebenarnya kelebihan AHY hingga ia menjadi yang pertama direspon oleh Megawati?

Publik mengetahui bahwa AHY adalah tokoh yang memiliki pengaruh terhadap generasi milenial. Hasil survei yang dilakukan oleh Alvara terhadap cawapres potensial mendampingi Joko Widodo, menyebutkan AHY sebagai tokoh muda yang layak menjadi cawapres dengan perolehan sebesar 25,7 persen dan populer di kalangan pemilih milenial.

AHY menjadi bakal cawapres terpopuler dikalangan pemilih muda atau pemilih milenial yang memiliki rentang usia 18-35 tahun. Survei tersebut juga menyebutkan bahwa popularitas AHY mencapai 71,9 persen, berada di bawah Jokowi 98 persen dan Prabowo Subianto 94,8 persen.

Pemilih berusia 17-38 tahun (milenial) adalah pemilih potensial yang mencapai 55 persen dari jumlah total pemilih pada Pemilu 2019. Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis bahwa pada tahun 2019 jumlah pemilih pemula sudah mencapai 60 juta orang. Bahkan, pemilih pemuda di bawah usia 35 tahun mendekati angka 100 juta orang. Sebagai tokoh yang paling populer dikalangan milenial, tentu angka-angka ini sangat potensial bagi Jokowi dan Megawati sebagai Ketum PDIP.

Selain itu pendekatan dan metode komunikasi politik yang dilakukan AHY sejauh ini cukup baik. Ia selalu menjaga hubungan baik dengan berbagai tokoh politik. AHY sebelumnya pernah bersilaturrahmi kepada Presiden Jokowi untuk meminta izin terkait pendirian The Yudhoyono Institute. AHY juga pernah menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Setelah Pilgub DKI, AHY juga tidak lupa memberi selamat kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Tidak lupa ia menyambangi Basuki Tahaja Purnama ke Mako Brimob hingga ia diberikan surat terimakasih dari Ahok. Dengan sikap yang baik dan sederetan prestasi yang dimiliki AHY, siapa kiranya yang tidak terpikat dengan potensinya itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun