Mohon tunggu...
Hafizh Nurramadhan
Hafizh Nurramadhan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Roda kehidupan

Jadilah yang bermanfaat walau sekecil biji zarah

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia

25 Agustus 2020   15:22 Diperbarui: 25 Agustus 2020   15:31 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. 

Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.

Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan.Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus.Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.

Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami sakit yang serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk disertai dengan kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan medis. Jika memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.

Saat ini dunia tengah dihebohkan kemunculan virus baru.Virus tersebut sebenarnya tidak serta merta muncul begitu saja, karena pada 1918-1919 juga ada virus mematikan yaitu flu spanyol.Virus itu mematikan dan menjadi pandemi pada saat itu dan menelan korban sebanyak 40 juta jiwa.Tetapi muncul kembali pandemi baru yang mematikan ini, menurut para ahli, lebih ganas dari virus sebelumnya.

Dalam menyikapi pandemi ini mulai muncul kebijakan -- kebijakan dalam menghadapi coronavirus atau COVID-19.Kebijakan baru tersebut ialah work from home, social distancing dan physical distancing, sampai diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tentu ini akan menimbulkan dampak bagi perekonomian di seluruh dunia termasuk Indonesia. Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat harus bersiap terhadap penyebaran virus ini yang semakin tinggi.Dampak dari penyebaran virus corona terjadi di berbagai bidang, baik di sektor riil, bursa saham.Dan yang paling dirasakan berat terhadap perekonomian secara global termasuk di Indonesia, di mana mengalami pelambatan pertumbuhan.

Dampak wabah COVID-19 kepada perekonomian dunia juga sangat dahsyat. Pada Januari sampai maret 2020 kemarin pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia tumbuh negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7 dan China mengalami penurunan sampai minus 6,8. Beberapa negara masih tumbuh positif namun menurun bila dibanding dengan kuartal sebelumnya. Amerika Serikat turun dari 2,3 menjadi 0,3, Korea Selatan dari 2,3 menjadi 1,3 dan Vietnam dari 6,8 menjadi 3,8. Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 4,97 di kuartal 4 tahun 2019 menjadi tumbuh hanya 2,97 pada kuartal pertama 2020 ini. Kontraksi yang cukup dalam pada kuartal 1 di Indonesia ini di luar perkiraan mengingat peraturan atau kebijakan physical distancing dan PSBB mulai diberlakukan pada awal bulan April 2020.

Hari raya Idul Fitri yang biasanya mempunyai pengaruh cukup besar untuk menggerakkan perekonomian, akan menjadi sebaliknya karena PSBB.Seperti yang terjadi pada saat ini, dengan terjadinya pandemi COVID-19 yang berdampak buruk pada perekonomian Indonesia secara tidak langsung turut memengaruhi naiknya angka pengangguran. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2020 mencapai 8,1% hingga 9,2% dan angka pengangguran diperkirakan naik 4%  hingga 5,5 juta orang.

Prediksi meningkatnya pengangguran tersebut turut dipengaruhi oleh kebijakan banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya ditengah kondisi pandemi. Selain kebijakan PHK, beberapa perusahaan juga mengambil kebijakan seperti pemotongan gaji karyawan hingga pemberlakuan unpaid leave.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun