Jangan korupsi. Jangan korupsi. Jangan korupsi.
Itulah yang menjadi penutup Presiden ketika memperkenalkan kabinet kerjanya di depan istana. Namun kali ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjaring operasi tangkap tangan oleh KPK.
Edhy telah memanfaatkan jabatannya untuk mendapakan keuntungan dengan mengatur arus jual-beli benih lobster. Pengaturannya dilakukan sedemikian rupa untuk memberikan keuntungan beberapa pihak lainnya. Meski tujuan utamanya tetap untuk menguntungkan dirinya.
Entah apa yang merasuki beliau, pesan dari orang nomor satu di negara ini diabaikan begitu saja. Apakah Edhy merasa begitu powerful untuk abai dan melakukan tindakannya tanpa rasa takut? Atau apakah Edhy hanyalah OKB (orang Kaya Baru) yang kaget atas kemampuan kekuasaannya dan dia ingin memiliki semua yang ada di dunia?
Beliau memang meminta maaf untuk beberapa pihak. Namun pernyataannya mengenai kasus ini adalah sebuah kecelakaan patut ditelaah kembali. Mungkin yang dimaksud kecelakaan karena KPK dapat menemukan celah dalam operasinya ini. Jika semua berjalan mulus tanpa ada pihak yang tertangkap, mungkin hal tersebut bukan hanya sebuah keberuntungan. Tapi juga sebuah keahlian yang Edhy punya untuk terus dapat menutupi modus operandi yang dilakukan. Kini sudah terlambat untuk menekuni keahlian tersebut.
Sedari awal Edhy menjabat, kita sudah dihebohkan dengan keinginannya untuk melakukan ekspor benih lobster yang sudah dengan tegas ditolak dan tidak dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya Susi Pudjiastuti. Sudah jelas Susi lebih mendukung benih lobster yang ada untuk dijaga dan dibiarkan berkembangbiak dengan baik hingga besar. Karena selain untuk menjaga kelangsungan hidup lobster itu sendiri, lobster yang sudah besar memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan hanya menjual benihnya saja.
Dengan tertangkapnya Edhy maka diharapkan adanya pengganti yang lebih layak yang dapat mengemban amanah. Bukan hanya sekedar memonopoli hasil laut namun turut menjaga kelestariannya. Â Tidak mencari keuntungan sendiri tetapi juga mementingkan keuntungan masyarakat dan lingkungan. Bukan malah mengkambinghitamkan keuntungkan masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Namun sebuah berita kembali memberikan kejutan. Bahwa Luhut tengah menjadi Plt Menteri KKP. Apakah ini hasil dari berkunjung ke gedung putih?