Mohon tunggu...
I Hafizal
I Hafizal Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Ergo est scribo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari "Open Minded" Menjadi "Open Minder"

22 April 2020   17:45 Diperbarui: 22 April 2020   17:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap membaca tulisan dari banyak platform, seperti kompasiana, qureta, mojok, voxpop, dan magdalene, dan juga membaca pendapat banyak orang yang ditulis di sosial media, seperti facebook, twitter, instagram, tumblr, dan medium, tidak membuat saya menjadi merasa semakin menambah wawasan. 

Namun yang terjadi hanyalah membuat saya semakin menjadi merasa kecil dan merasa bahwa saya tidak secerdas orang lain dan tidak akan pernah menjadi bagian dari sesuatu yang besar.

Hal tersebut terjadi karena setelah saya membaca tulisan yang ditulis orang-orang di dunia maya ini, saya jadi mempertanyakan, kenapa saya tidak menuliskan hal-hal seperti ini? Saya hanya bisa terkagum dan terkadang merasa terwakili dengan tulisan yang telah dibuat.

Terkadang beberapa (yang kemungkinan banyak) topik tulisan yang saya baca pernah menjadi rumusan masalah di dalam pikiran saya. Kemudian saya mencari jawabannya hanya di dalam pikiran saya sendiri. Kecuali beberapa hal yang terkadang saya perlu mencarinya di mesin pencari seperti data pendukung atau kutipan tokoh. 

Selebihnya seperti terjadi tanya-jawab di dalam kepala saya. Hingga akhirnya saya dapat memberikan kesimpulan dari sesi tanya-jawab tersebut. Itu semua dapat terjadi di dalam kepala saya.

Dengan adanya orang lain yang menuliskan hal-hal yang pernah “dipresentasikan” di dalam kepala saya dan membagikannya ke dalam jaringan, saya merasa telah terwakili untuk membagi pikiran tersebut untuk masyarakat maya. 

Namun di sisi lain, saya merasa tidak puas dengan diri saya karena bukanlah saya seseorang yang membagikan pemikiran-pemikiran tersebut melainkan hasil tulisan dari jerih tangan orang lain.

Memang tidak ada yang perlu disesalkan. Hanya saja perlu disayangkan. Seperti terkadang kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang baik namun orang lain sudah melakukannya lebih dahulu. 

Atau contoh ringannya, kita mendapatkan suatu ide untuk mengiklankan produk namun belum sempat digarap kemudian produk lain sudah menggunakan ide tersebut terlebih dahulu. Kemudian kita menjadi berpikir bahwa yang kita lakukan dan yang kita kerjakan tidak pernah sebagus dan sebaik orang lain.

Maksud saya adalah, kita membaca banyak tulisan tentu untuk menambah wawasan. Supaya kita memiliki pemikiran yang terbuka dan mampu mengetahui banyak hal. Namun yang terjadi ketika kita membaca banyak hal, kita malah merasa semakin tidak banyak tahu terhadap banyak hal. 

Mungkin itu akan menjadi poin yang baik karena kita akan menjadi seseorang yang selalu merasa rendah diri dan akan selalu ingin belajar dari orang lain. 

Namun akan menjadi poin yang buruk jika kita hanya menganggap diri ini tidak pernah menjadi sepintar orang lain. Bahkan akan merasa sangat tidak pantas berada di satu meja dengan seseorang yang kita tahu bahwa dia lebih cakap dari kita dan kita tidak pantas mendapatkan ilmu darinya.

Mungkin ini yang bisa disebut krisis kepercayaan diri. Alih-alih merendahkan diri untuk menghormati orang lain tetapi malah merendahkan diri untuk sebenar-benarnya rendah dan menjatuhkan diri sendiri. 

Bahkan tidak ada upaya untuk berdiri. Untuk duduk pun sulit. Meskipun mungkin sudah ada banyak orang yang mengulurkan tangan untuk membantu kita berdiri. Namun kita mengabaikannya karena merasa tidak pantas mendapatkan pertolongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun