Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - Pencinta kata yang berbisik

Nothing but busy🤍 "Penggemar kata-kata yang mengalir dalam rima dan makna. Menuliskan puisi sebagai bentuk suara hati, merangkai setiap baris untuk menghidupkan keindahan dan perasaan yang tersembunyi. Temukan jejak cerita, cinta, dan renungan dalam tiap sajak yang kutulis. Mari berbagi makna dalam setiap kata yang berbisik."

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Pelukan Ngantuk

31 Oktober 2024   11:39 Diperbarui: 31 Oktober 2024   11:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ujung malam yang perlahan merayap, 

Ketika bintang-bintang mulai redup bersiap, 

Kedamaian datang, menggelayut lembut, 

Dalam pelukan ngantuk yang tak kunjung runtut. 

Hembusan angin membisikkan lagu, Lembut,

menyejukkan, membawa rindu,

Kedua mata mulai berat, terpejam,

Seolah dunia berhenti, tak ada beban. 

Kicau burung merdu di pagi menjelang, 

Namun rasa ngantuk enggan menghilang, 

Seperti selimut hangat yang membelai, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun