Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Heboh Virus Corona, Ini Cara Masyarakat Lampau Hadapi Wabah Penyakit

31 Januari 2020   22:00 Diperbarui: 8 Maret 2022   12:52 4511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penderita Kusta di Batak sekitar tahun 1925. Sumber. KITLV

Hampir sebulan lebih masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan virus baru yang disebut dengan virus Corona. Virus yang diduga muncul di Kota Wuhan, Daratan Tiongkok ini telah menjangkiti ribuan orang di sana dan mengakibatkan ratusan lainnya meninggal dunia. 

Para pasien yang terjangkit virus ini akan menderita demam, flu dan batuk, serta sesak napas, mirip gejala pneumonia lantaran virus tersebut menyerang paru-paru. Penderita bisa saja meninggal dunia akibat dari kerusakan paru-parunya. Tak ayal, virus yang telah mewabah ini begitu menakutkan bagi warga dunia.

Akan tetapi, bukan di masa kini saja manusia pernah ditakuti oleh wabah penyakit entah itu disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Jauh di masa lampau, nenek moyang kita juga pernah mengalami hal serupa. Bahkan jumlah korbannya jauh lebih banyak dibandingkan wabah yang menyerang manusia di era modern.

Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14, pernah dilanda wabah yang dinamakan wabah Maut Hitam atau blackdeath. Dinamakan demikian, karena penderitanya akan mengalami kulit yang menghitam akibat pendarahan yang terjadi di bawahnya.

Selain itu, penderita juga akan mengalami sesak napas/pneumonia yang membawanya kepada kematian, mirip gejala pada virus Corona.

Wabah Maut Hitam menimbulkan dampak yang luar biasa. Para sejarawan menduga bahwa wabah itu telah menewaskan hampir sepertiga hingga duapertiga dari populasi penduduk Eropa. Penduduk Nusantara di masa lampau juga tak bisa menghindar dari serangan wabah penyakit meski bukanlah maut hitam. 

Catatan paling awal menyebutkan bahwa wabah cacar muncul pertama kali di Ternate dan Ambon sekitar tahun 1558. Setelah itu merebak di Batavia pada tahun 1644. 

Banyak para ahli menduga virus ini dibawa tanpa sengaja oleh orang Eropa yang berdagang di sana. Di masa itu, cacar bisa sangat membunuh karena belum ada obat atau vaksin yang mampu mengobatinya.

Selain cacar, wabah kusta atau lepra juga sangat ditakuti. Penyakit  yang disebabkan oleh bakteri ini dapat menyebabkan borok di tubuh hingga kecacatan fisik pada penderitanya.

Keterbatasan ilmu kedokteran di masa lalu mengakibatkan para penderita wabah tidak tertangani bahkan sebagian besar mereka dikucilkan, dibiarkan menderita hingga sampai ajal. Ketika wabah maut hitam melanda Eropa, banyak di antara penderitanya yang dibuang oleh keluarga dan dikucilkan oleh masyarakat, lantaran takut tertular.

Kurangnya pengetahuan terhadap ilmu kedokteran, menyebabkan mereka lebih mengandalkan kekuatan magis untuk pengobatan. Mereka percaya bahwa wabah itu disebabkan oleh kemarahan Tuhan, roh jahat dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun