Pada akhirnya, permainan selesai ketika tanduk yang mereka gunakan rusak. Pemain yang tanduknya patah atau kainnya robek terlebih dulu menjadi pihak yang kalah. Namun tiada dendam di hati mereka. Pemain yang menang mendapat pujian dari penonton, ia kemudian diarak menuju kampung sebagai penghormatan.
Konon dulunya, tradisi Ngadu Tanduk mulai diadakan untuk mengganti tradisi adu kerbau. Sebelum Islam, setelah panen padi, masyarakat melakukan adu kerbau yang terkadang diselingi praktek perjudian. Oleh sebab itu,adu kerbau diganti dengan tradisi Ngadu Tanduk. Dengan cara ini, praktek judi dapat dihilangkan  dan fungsinya sebagai hiburan dapat dipertahankan.Â
Di era modern saat ini, banyak para pemuda yang sudah enggan melestarikan tradisi mereka. Sepak bola, bulu tangkis dan berbagai permainan game online lebih menarik bagi mereka. Namun, mereka juga harus didorong untuk tetap mencintai budaya sendiri.Â
Ajang tour de Singkarak tak hanya berefek bagi promosi parawisata Kabuoaten Kerinci. Akan tetapi telah memacu pula masyarakat untuk melestarikan tradisi mereka. Mereka dengan bangganya memperlihatkan ragam budaya mereka di mata dunia.