Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salah Kaprah tentang Manusia Pertama di Dunia? Begini Sains dan Agama Menjawabnya

19 November 2019   23:47 Diperbarui: 25 Mei 2022   22:34 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Homo neanderthal (ilustrasi). Sumber: www.npg.org

Tentu pandangan ini bertentangan dengan doktrin keagamaan yang mereka yakini. Misalnya dalam Islam, Kristen dan Katolik, diyakini bahwa manusia pertama di dunia adalah adam serta istrinya yang bernama hawa. 

Secara biologis, sosoknya seperti sosok manusia yang ada sekarang. Hal inilah yang kembali memicu pertentangan antara sains dan agama dalam melihat manusia yang pertama di muka bumi.

Padahal bila dikaji secara mendalam, perdebatan ini seharusnya tidak perlu. Seringkali kitalah yang salah memahami tulisan ilmiah apalagi memahami teks-teks keagamaan. Akibatnya, kita cenderung mempertentangkan keduanya atau bahkan sampai berdebat dengan orang lain karena tidak sepaham dengan kita.

Kita seharusnya melihat dulu bagaimana definisi manusia menurut sains dan bagaimana definisinya menurut agama, apakah sama atau tidak. 

Sains melandasi definisi manusia mengacu pada ciri fisiknya semata seperti susunan rangka yang memengaruhi cara berjalan dan volume tengkorak yang memengaruhi cara berpikir. 

Bagaimana dengan perspektif agama memandang manusia pertama? Misalnya saja di dalam Islam.

Di dalam artikelnya yang berjudul Hakikat Manusia dalam Perspektif Alqur'an, Afrida (2018) menjelaskan bahwa definisi manusia dilandasi pada tiga konsep di dalam Alqur'an. 

Pertama, manusia sebagai makhluk biologis (Basyar). Mereka memiliki nafsu, makan, berjalan, seks dan lain-lain. Kedua, manusia sebagai khalifah atau pemikul amanat (Al-Insan). Mereka mengenal tuhan, berpikir dan mengelola alam dengan baik. Ketiga, manusia sebagai makhluk sosial (An-nas). Mereka hidup berdampingan, memiliki aturan dan norma yang ditaati. Ketiga unsur inilah yang menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya.

Manusia pertama dalam konteks Al-qur'an dipandang bukan sekedar memiliki nafsu dan berdasar ciri fisik semata. Akan tetapi, mereka yang mampu mengemban tugas sebagai khalifah, memiliki kepercayaan kepada Tuhan dan mampu bersosialisasi dengan baik.  

Oleh sebab itu, manusia pertama di sini mungkin bukan manusia modern terawal yang hidup di Afrika. Akan tetapi, seorang manusia modern yang pertama kali mengenal konsep ketuhanan, dan  mampu mengelola alam dengan baik.

Ia Tidak sekedar berburu untuk mengumpulkan makanan, tetapi telah mengenal cara bercocok tanam dan beternak. Dengan demikian, manusia pertama menurut perspektif agama Islam, mungkin  adalah manusia yang sedang berada di era Neolitik terawal di dunia menurut arkeologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun