Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Cabe Suhin, Kimchinya Orang Kerinci

9 Oktober 2019   09:33 Diperbarui: 10 Oktober 2019   15:48 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cabe suhin. Dok. Potret Kerinci

Lobak putih yang difermentasikan dengan berbagai bumbu-bumbu sehingga menghasilkan rasa asam-pedas, biasanya kita kenal dengan sebutan dengan "kimchi". Makanan ini tentu tidak asing bagi penggemar budaya Korea. Dalam drama-drama Korea misalnya, kimchi selalu hadir dalam adegan makan bersama sebagai pendamping makanan utama.

Tradisi pembuatan makanan fermentasi untuk lalapan atau sebagai pendamping menu utama tidak hanya ada di Korea tetapi juga ada di Indonesia, terkhusus di kampung halaman saya Kerinci. Makanan fermentasi ini disebut sebagai "cabe suhin".

Cabe suhin terbuat dari dua bahan utama yakni daun surian yang disebut suhin dalam bahasa Kerinci dan rebung atau tunas bambu yang masih muda. Dua bahan ini kemudian ditumbuk atau digiling secara bersamaan. Setelah halus, adonan bahan ini dimasukkan ke dalam bambu dan difermentasikan sekitar dua hingga tiga hari. 

Daun Surian atau daun Suhin, sebagai bahan utama pembuatan cabe suhin. Dokpri
Daun Surian atau daun Suhin, sebagai bahan utama pembuatan cabe suhin. Dokpri
Bahan yang sudah difermentasikan ini kemudian diolah lebih lanjut dengan cara menggilingnya dengan cabe sesuai dengan selera untuk menghasilkan rasa pedas. 

Bisa juga ditambah dengan bahan lain sebagai penambah rasa misalnya dengan ebi atau udang kecil kering. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut digoreng dengan sedikit minyak hingga matang. Barulah, cabe suhin ini dapat dikonsumsi sebagai pendamping menu utama.

Proses penggilingan daun surian dan rebung. Dokpri
Proses penggilingan daun surian dan rebung. Dokpri
Cabe suhin ini menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Aroma yang sangat kuat dan khas dihasilkan oleh daun surian. Sementara rasanya yang nikmat bersumber dari olahan rebung dan bumbu-bumbu rahasia yang ditambahkan pemiliknya. Tak luput, rasa asam yang dihasilkan oleh bakteri dan pedas dari cabe ikut menggoyang lidah penikmatnya. Rasa baru yang mungkin hanya ditemukan di Kerinci.

Cabe suhin setelah digoreng. Warna kemerahan dihasilkan oleh cabe merah dan warna hijau dihasilkan oleh cabe hijau. Dokpri
Cabe suhin setelah digoreng. Warna kemerahan dihasilkan oleh cabe merah dan warna hijau dihasilkan oleh cabe hijau. Dokpri
Di samping itu, karena merupakan olahan fermentasi cabe suhin ini dapat bertahan hingga berhari-hari sehingga orang Kerinci biasanya membawa cabe suhin sebagai bekal bila ke ladang yang lokasinya cukup jauh dari permukiman atau dari desa.

Hingga saat ini, olahan mentah cabe suhin masih dijual di pasar-pasar tradisional di Kerinci. Yuk, coba cabe suhin, kimchinya orang Kerinci!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun