Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

8 Tipe Suami dalam Perspektif Adat Kerinci

23 Oktober 2018   08:51 Diperbarui: 23 Oktober 2018   19:24 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku Kerinci atau disebut pula Uhang Kincay atau Uhang Kinci merupakan masyarakat adat yang kaya akan tradisi. Sebagian mereka masih berpegang teguh kepada adat istiadat yang disebut sebagai "adat lamo pasko usang". 

Ajaran-ajaran moral tentang hidup tertuang dalam petatah petitih adat yang disebut dengan saluko dan penno adat. Dari dua istilah ini, hanya kata saluko yang dapat ditelusuri asal katanya yakni berasal dari bahasa Sanskerta "Sloka". Menurut KBBI Sloka berarti jenis puisi yang mengandung ajaran.

Penno dan saluko ini mengandung banyak hukum adat, nasihat dan ajaran-ajaran moral Uhang Kinci termasuk pula di dalamnya tipe-tipe suami. Di sini akan timbul pertanyaan mengapa yang dibahas dalam adat adalah tipe-tipe suami bukannya istri? Hal ini dikarenakan masyarakat Kerinci menganut sistem matrilineal sekaligus matrilokal. 

Sistem matrilokal mengharuskan seorang suami untuk tinggal di lingkungan atau tempat tinggal keluarga atau klan istri. Para suami dari luar yang menikah dengan anggota perempuan suatu klan atau suku ini disebut dengan istilah Uhang Semendo. Oleh karenanya secara adat, mereka menggolongkan beberapa tipe Semendo ini agar tidak salah pilih dalam menerima laki-laki dari klan atau suku lain.

Pengantin Kerinci. Sumber. istimewa
Pengantin Kerinci. Sumber. istimewa
Ada beberapa tipe suami atau uhang Semendo dalam perspektif adat Kerinci, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Semendo Gajah Gedang

Tipe suami yang diumpamakan seperti seekor gajah besar. Tabiatnya memiliki egoisme tinggi, tidak patuh dan melawan tetua-tetua dari suku istrinya karena merasa diri lebih besar, lebih pintar dan lebih kuat dibandingkan orang lain. 

Istilah adatnya disebut "tiraso cedik nak muwang kanti,tiraso gepuk nak muwang lemak". Perilaku seperti ini sama halnya seekor gajah jantan besar dalam suatu kawanan. Gajah seringkali melawan pemimpinnya sehingga dibuang dari kawanannya.

Ilustrasi kawanan gajah. Sumber. Voa-news
Ilustrasi kawanan gajah. Sumber. Voa-news
2. Semendo Kucing Kuruh

Tipe suami yang diumpamakan seperti kucing kurus. Tabiatnya tidak pandai bergaul, susah beradaptasi dan enggan berusaha. Maunya duduk saja didapur menunggu makanan, tidak mau mencari nafkah dan hanya mengandalkan usaha dari sang istri. Sama halnya si kucing kurus yang hanya bermalas-malasan di dapur menunggu diberi makan oleh sang majikan/pemilik.

3. Semendo Langaw Ijau

Tipe suami yang diumpamakan seperti lalat (langaw) hijau/lalat bangkai. Lalat bangkai terbang kemana-mana mencari bau busuk, di mana terdapat sumber busuk di sanalah ia hinggap. Tabiat lalat hijau ini sama halnya dengan tipe suami hidung belang yang suka main perempuan. Di mana ada perempuan cantik di sana dia singgah (hinggap), tidak peduli anak istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun