Mohon tunggu...
Miftakhul Hafidz Sidiq
Miftakhul Hafidz Sidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ordinary Learner

Menulis untuk merefleksikan diri terhadap apa yang Saya pikirkan, komentari tulisan Saya agar terpercik api ide sehingga memberi dinamika ide yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Mengapa Boneka Joget Harus Punya BPJS

15 Agustus 2022   12:58 Diperbarui: 15 Agustus 2022   13:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap saya berhenti di lampu lalin area Purwokerto, saya selalu mendengar lantunan musik remix yang nge-hits di tik tok. Bukan, bukan pesta dangdutan, atau juga suara angkot, mereka adalah orang yang mengenakan kostum boneka berbagai karakter dan berjoget ria sembari menyodorkan kantong plastik untuk diisi uang. Agar mudah sebut saja mereka 'boneka joget'.

Setelah demam manusia silver, kota tempatku menuntut ilmu ini sedang demam boneka joget. Semenjak pandemi berlangsung, fenomena boneka joget ini makin merebak, saya merupakan salah satu orang yang menikmati perkembangan tren boneka joget ini. Waktu awal masa boneka joget menginvasi lampu-lampu lalin di Purwokerto, mereka adalah pekerja tunggal yang hanya ditemani speaker merek narmankardoh ukuran kecil dan sebuah plastik minuman gelas. 

Beberapa minggu berlalu, boneka joget ini mengalami perubahan peralatan, yang sebelumnya membawa sebuah plastik gelas, sekarang membawa kardus, speakernya pun ganti dengan speaker yang dapat digantung di badan. Akhir-akhir ini saya lihat boneka joget tersebut ditemani seorang bodyguard yang berbadan kekar dilengkapi dengan muka yang sangar dan ganas. 

Melihat perkembagan tersebut saya bersyukur, ini menandakan bahwa, para boneka joget itu dapat meningkatkan kualitas kehidupannya karena pendapatannya juga meningkat. Mungkin suatu saat kita akan melihat boneka joget di lalin lengkap dengan panggung beserta disk jokey nya, entah Dinar Candy atau DJ Butterfly.

Apapun yang dilakukan oleh para boneka joget ini bagi saya mereka bertujuan mulia yaitu menghibur masyarakat dengan hiburan murah. Namun, kalau boleh saya beri saran kepada para boneka joget, jangan kecapean kalo kerja, cukup orang-orang kantor saja yang merasakan hustle culture, jangan dibawa ke jalan raya juga, jangan juga para boneka joget ini menerapkan praktik kerja 669, jagalah kesehatan mental dan badan kalian wahai boneka joget. 

Saya menyarankan agar para boneka joget ini jangan memaksakan kerja berlebihan, karena, para boneka joget sampai saat ini belum terdaftar di BPJS ketenaga kerjaan, kaum boneka joget sangat rentan akan dampak mereka jatuh sakit. Bayangkan, teman-teman boneka joget tidak dapat bekerja joget-joget lagi karena jatuh sakit, pasti masyarakat seluruh Purwokerto akan merasa kehilangan atas perginya kalian, jujur saya belum siap dengan itu. 

Belum lagi biaya pengobatan yang juga terkenal mahal, meski kampus kedokteran di universitas-universitas Purwokerto cukup terkenal, itu tidak menjamin hidup kalian para boneka joget. Maka dari itu cukuplah para boneka joget bekerja 8 jam sehari, berangkat pukul 9 pagi dan pulang pukul 5 sore, itu sudah cukup kawan. Luangkanlah waktu kalian dengan keluarga, ingat, keluarga kalian juga butuh dihibur, apakah kalian rela istri kalian dihibur orang lain?.

Disisi lain, sebagai mahasiswa teknik sipil saya kadang ingin meneliti para boneka joget ini, dengan dugaan awal apakah boneka joget ini memberikan hiburan sesaat sehingga memberikan efek rileks bagi otot-otot para pengemudi yang tegang selama perjalanan. Nanti judul penelitiannya adalah 'Analisis Dampak Boneka Joget Terhadap Ketegangan Pengemudi di Jalan Raya Purwokerto'. 

Dengan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data, responden dari para pengguna jalan kita bagi menjadi 3 yaitu, sepeda motor (SM), kendaraan ringan (LV), dan kendaraan berat (HV). Para responden ini kemudian mengisi formulir yang saya buat dengan pendekatan tertentu, setelah itu kita rekap hasil kuisioner yang nantinya akan dilakukan untuk dilanjutkan dengan analisis regresi, korelasi, bahkan determinasi sehingga kita mendapatkan analisis yang presisi. 

Dari sini kita mendapatkan hubungan antara tingkat ketegangan pemudi (sebagai variabel y) dengan durasi jogetan si boneka joget ini (sebagai variabel x), selain itu juga dapat dihasilkan tingkat korelasi antara ketegangan pengemudi (y) dan durasi jogetan (x) beserta hasil seberapa besar dampak dari fungsi boneka joget ini. Bila memang terbukti x berdampak positif terhadap y maka, penelitian ini dapat diajukan sebagai permohonan pengajuan jaminan BPJS Ketenagakerjaan bagi para boneka joget ini, sehingga mereka terjamin dan masyarakat dapat terhibur dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun