Mohon tunggu...
Hafidatus Sadiyah
Hafidatus Sadiyah Mohon Tunggu... Guru - Panggil saja dihe

Mahasiswi UIN Malang Pendidikan Bahasa Arab 2019

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku Filsafat Perpektif Pemikiran islam

8 Maret 2020   17:47 Diperbarui: 8 Maret 2020   18:19 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Filsafat adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan. Kita sebagai manusia haruslah berilmu pengetahuan untuk kelangsungan hidup. Sebagai makhluk Mukallaf, manusia dibebabani tanggung jawab dan kewajiban. Ia mampu menciptakan kreasi yang spektakuler berupa sains dan teknologi karena adanya akal dan pikiran. Menurut para ahli pikir, manusia juga merupakan bagian dari realitas kosmos yang disebut dengan al-kain al-natiq, yang memiliki arti makhluk yang berbicara dan makhluk yang memiliki nilai luhur.

Manusia lebih tepat dijuluki makhluk yang berbicara, pendapat ini disampaikan oleh ‘Al-Aqqad , daripada dijuluki sebagai malakat yang turun ke bumi atau binatang yang berevolusi., hal ini disebabkan karena manusia lebih mulia dibandingkan semua itu. Ala an yang dikemukakan oleh ‘Aqqad ini, tidaklah berlebihan, karena malaikat yang turun ke bumi tidak memupunyai kedudukan sebagai murabbi  atau pembimbing ke jalan yang baik mapun ke jalan yang buruk.  Demikian pula dengan binatang yang berevolusi. Hanya manusialah yang sanggup memikul tanggung jawab dan beban yang telah diamanatkan  oleh sang pencipta yakni Allah kepadanya. Oleh sebab itu, tidak heran pula jika manusia adalah “pencipta kedua” setelah Tuhan. Hal ini dapat kita pahami bahwa betapa manusia sungguh mulia dengan dianugerahi rasio atau pemikiran oleh tuhan sehingga mampu menciptakan kreasi canggih berupa sains dan teknologi.

Al-quran dan hadist banyak memberi pelajaran kepada manusia mengenai tuntunan hidup yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial maupun ilmu pengetahuan alam, misalnya pada Q,S Ali Imran ayat 190-191, yang memaparkan mengenai kreasi penciptaan alam oleh Allah yang harus direnungkan oleh manusia, demikian pula mengenai kisah dan sejarah umat-umat islam dimasa lampau. Dalam Hadist Nabi, disebutkan bahwa mencari ilmu wajib hukumnya bagi setiap orang Islam. Hal ini penting bagi manusia untuk mengenal lingkungannya dan juga Tuhannya. Betapa pentingnya ilmu, sehingga setiap saat manusia tak pernah lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan ilmu. Pengetahuan bagi umat Islam merupakan pikiran yang terpencil dan abstrak, melainkan merupakan bagian yang paling mendasar dari keadaan dan pandangan dunianya.

Dengan menganut pandangan dunianya sendiri, umat Islam mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya, yakni dengan membangun dasar ilmuny sendiri., sistem pengetahuan pribumi yang organik, dan tanggung jawab moral terhadap umat manusia dan alam untuk menjamin bahwa keduanya berada pada kondisi kesejahteraan material atau spiritual yang terbaik. Ilmu secara asasi bertujuan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia adalah tidak bisa dipungkiri. Dari sini maka ilmu pengetahuan dan agama tidak dapat dipisahkan, karena agama tidak lain bertujuan untuk mensejahterakan manusia di dunia maupun diakhirat. Dan inilah prinsip berpikir Islam, yaitu bahwa Allah Zat Yang Wujud, Yang Maha Mengetahui dari segala sumber ilmu pengetahuan. Hal ini sangat berbeda dengan cara berpikir ala Barat yang sekuler. Karena sumber dari pengetahuan adalah kesadaran mengenai Yang Kudus, maka tujuan Ilmu Pendidikan dalam Islam adalah untuk mengenali kepribadian, mengenali fitrah yang kemudian dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sosisal sehari-harinya. Dalam perspektif islam, filsafat merupakan usaha untuk menjelaskan bagaimana Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang masuk akal atau rasional.

Tujuan dari filsafat Islam adalah untuk membuktikan kebenaran wahyu sebagai hokum Allah dan ketidak mampuan akal untuk memahami Allah secara utuh, dan juga untuk menegaskan, bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal. Ilmu memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dan tidak ada seorangpun yang mengingkarinya.

 Filsafat ilmu dan perkembangannya. Sebagaimana pada umumnya, filsafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan, prinsip-prinsip untuk mencari kebenaran. Kata ini berasal dari Yunani yakni philos dan shopia  yang berarti kebijaksanaan. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan, demikian pula seni dan agama. Filsafat sebagaimana pengertiannya semula dapat dikelompokkan kedalam bagian pengetahuan tersebut. ilmu berusaha memahami alam sebgaimana adanya, dan hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramlkan dan mengendalikan gejala-gejala alam. Pengetahuan keilmuan merupakan inti dari penjelasan mengenai alam yang bersifat subjektif dan berusaha memberikan pengertian yang sepenuhnya mengenai objek yang diungkapkannya. Dan agama sebagai sesuatu yang bersifat transedental diluar batas pengalaman manusia.

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui mengenai objek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu. Dengan demikian, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai macam pengetahuan lainnya. filsafat ilmu ialah penyelidikan tentang ciri mengenai ilmu pengetahuan tersebut. filsafat ilmu erat hubungannya dengan filsafat pengetahuan atau apistemologi, yang secara umum menyelidiki syarat-syarat serta bentuk pengalaman manusia yang mengenai logika dan epistemologi. Untuk memudahkan tentang pemahaman filsafat ilmu, maka titik pandan mengenai filsafat ilmu, yaitu :

  • Filsafat ilmu adalah rancangan world view  yang teguh dengan teori-teori ilmiah yang penting.
  • Filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dan presupposition dan pre-disposition dari para ilmuwan.
  • Filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya terdapat konsep-konsep dan teori-teori mengenai ilmu yang dikaji dan kelompokkan.
  • Filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua

Objek kajian filsafat ilmu terdiri dari Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ontologi menjelaskan mengenai pertanyaan apa, epistemologi mengenai bagaimana, dan aksiologi mengenai apa. Ontologi merupakan dasar dalam menetapkan batas ruang lingkup wujud yang menjadi objek pembahasan serta penjelasan mengenai hakikat realitas (metafisika). Ontologi meliputi permasalahan apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan. Ontologi meliputi apakah yang ada itu. Dalam memberi jawaban ini, lahirlah empat aliran filsafat, yakni monisme, dualisme, idealisme, dan agnotisme. Selanjutnya adalah Epistemologi. Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal usul, metode-metode dan sahnya ilmu pengetahuan. Epistemologi meliputi tata cara dan sarana untuk mencapai pengetahuan. Perbedaan mengenai pilihan ontologik akan menyebabkan perbedaan sarana yang akan digunakan yaitu : akal, pengalaman, budi, instuisi, atau sarana yang lain. Ditunjukkan bagaimana lelebihan dan kelemahan suatu cara pendekatan dan batas-batas validitas dari suatu yang didapatkan melalui suatu cara pendekatan ilmiah. Yang ketiga ialah Aksiologi. Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi meliputi nilai-nilai parameter bagi apa yang dijelaskan sebagai kebenaran atau kenyataan itu. Pertanyaan mengenai Aksiologi menurut Kattsoff dapat dijawab dengan tiga cara, yakni nilai sepenuhnya berhakekat subjektif. Kedua, nilai-nilai merupakan kenyataan-kenyatan ditinjau dari segi ontologis namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu.

Dalam merespons sains modern, ilmuan muslim memiliki pandangan yang berbeda-beda:

Pertama, kelompok yang menganggap bahwa sains modern bersifat universal dan netral dan semua sains tersebut dapat ditemukan dalam Al-Quran. Kelompok ini disebut kelompok pengikut Maurice Bucaille. Kedua, kelompok yang berusaha untuk memunculkan persemakmuran sains di Negara-negara Islam. Respons ilmuwan muslim terhadap sains modern ini memiliki pengikut masing-masing. Upaya pencarian ilmu pengetahuan dalam Islam tentang imu bukan merupakan hal yang baru, melainkan sudah dilakukan oleh ulam-ulama terdahulu. Dalam Islam, memperoleh ilmu pengetahuan melalui pedoman kita yakni Al-Quran dan Hadist.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun