Aksi Mahasiswa IAIN Kediri terkait " Tuntut Transparasi Efisiensi Anggaran, Kejelasan Perubahan IAIN Kediri Menjadi UIN, Pembenahan Mekanisme dalam Program BTQ dan PIBD, Mendesak Rektor untuk segera mengeluarkan SK tentang tegas pelaku pelecehan seksual (Mensosialisasikan SK dengan ketat), serta Evaluasi program KIPK yang masih carut marut" (26/02/2025)Aksi tersebut terjadi pukul 09.00- selesai di Kampus IAIN Kediri. Para Civitas Akademika IAIN Kediri turut hadir dan menemui para mahasiswa, diantaranya Dr.H. Wahidul Anam, M.Ag. selaku Rektor IAIN Kediri, Bapak Dr. M. Dimyati Huda, M.Ag selaku Wakil Rektor 3 dan  Bapak Dr. H. Ahmad Subakir, M. Ag. Selaku Wakil Rektor 1 IAIN Kediri.  Dipimpin oleh koordinator lapangan yakni Ahmad Yusuf Muzakki.
Aliansi aksi mahasiswa IAIN Kediri yang menuntut akan beberapa hal terkait transparasi efisiensi anggaran terutama dibidang fasilitas kampus dan anggaran mahasiswa, dalam aksi tersebut tidak menolak adanya efisiensi, namun hanya meminta adanya transparasi dari kampus.
Adapun tanggapan "ada beberapa kampus yang akan menjadi UIN itu SK bersamaan, jadi bukan hanya masalah IAIN Kediri, kalo syarat-syaratnya IAIN Kediri sudah memenuhi syarat baik mahasiswa, guru besar maupun doctor semua tidak ada persoalaan yang sudah di jelaskan oleh kemenag dan sudah sampai ke Sekertariat Negara" Ujar Bapak Rektor IAIN Kediri.
 "Dan transformasi menjadi suatu kelayakan , dulu IAIN berubah menjadi STAIN, dan STAIN berubah menjadi IAIN lagi, dan sekarang IAIN transisi menjadi UIN" Tambah-Nya Bapak Wakil Rektor 3 IAIN Kediri.
Kedua, meminta pembenahan mekanisme dalam program BTQ dan PIBD mahasiswa IAIN Kediri, namun tidak mendesak untuk menghapus program tersebut namun hanya mendesak mekanismenya di benahi.
Adapun tanggapan dri pihak kampus " pembenahan Mekanisme pada kelulusan, karena kalo tidak lulus itu menghambat KKN, dan pembenahan tentang bagaimana mahasiswa dapat membaca Al-Qur,an dengan baik dan benar sebagai lulusan IAIN Kediri, mekanismenya saja yang harus dirapikan agar tidak tabrakan dengan jam mata kuliah dan tidak terhambat dalam KKN" Ujar Bapak Wakil Rektor 3 IAIN Kediri.
Ketiga, Mendesak Rektor untuk segera mengeluarkan SK tentang tegas pelaku pelecehan seksual (Mensosialisasikan SK dengan ketat), para massa mendesak kampus untuk mensosialisasikan terkait SK tentang tindakan tegas pada pelaku pelecehan jika ada di lingkungan kampus IAIN Kediri.Keempat, Evaluasi program KIPK yang masih carut marut termasuk adanya wajib mondok selama satu tahun.
"Saya rasa aksi pada siang ini adalah sebentuk keresahan dan kemarahan yang bertumpuk makin tinggi dan memenuhi atmosfer setiap fakultas, pun saya selaku partisipan yang sedikit fomo akhirnya memahami dan ikut terdorong keresahan-keresahan tersebut, orasi yang bersemangat dan sedikit banyak relate dengan apa yang saya alami selama berkuliah menggerakkan hati saya untuk ikut andil menyuarakan hal tersebut, pun walau pada akhirnya ditutup dengan shalawat yang bertujuan mendingankan suasana, saya masih merasakan api yang berkobar diantara mahasiswa, kurang lebih seperti itu dari saya" Ujar Quin Mahasiswa IAIN Kediri.
Dalam aksi tersebut masih dalam keadaan kondusif dan tertib serta tidak ada kekerasan antara massa dan pihak civitas akademika, dengan ditunjang poster serta benner terkait aksi tersebut, aksi tersebut telah menemui titik tengah dari pihak mahasiswa yang melayangkan surat "Aliansi Mahasiswa IAIN Kediri" yang disepakati oleh kedua belah pihak dan aksi damai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI