Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Langkah Kuda Mahathir yang Kokoh Menjadi Tak Berdaya

3 Maret 2020   21:24 Diperbarui: 4 Maret 2020   06:24 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahatir Dan Anwar (tribunnews.com)

Mengejutkan, bagaimana kondisi terkini politik dimalaysia, intrik politik yang terjadi antara Mahathir dan Anwar Ibrahim nyatanya berhasil mengantar Muhyiddin sebagai perdana menteri. 

Jauh diluar dugaan karena selama ini Mahathir dan Anwar Ibrahim telah menjadi inti dari pemerintahan terutama sejak  kejatuhan koalisi Barisan Nasional berkuasa dengan UMNO sebagai partai intinya. UMNO sendiri berkuasa selama lebih 50 tahun lamanya. Malaysia saat ini dalam kondisi ketidakstabilan politik setelah kejatuhan Nazib Razak sama seperti kondisi Indonesia tahun 1999 pasca reformasi usai kejatuhan orde baru, namun tidak dengan krisis ekonominya.

Episode dimulai dengan tiba-tiba Mahathir mengirim surat pengunduran diri ke Yang Di-Pertuan Agung Malaysia. Keadaan sempat memanas saat raja menunjuk Mahathir sebagai perdana menteri sementara dan keesokan harinya malah Mahathir sendiri menyatakan minat ingin menjadi perdana menteri lagi. Langkah Mahathir sekiranya hanya untuk memupus perjanjian dengan Anwar Ibrahim saat keduanya masih dalam satu koalisi. 

Saat masih bermufakat antara Mahathir dan Anwar disusun 3 kesepakatan, yakni Mahathir hanya menjadi perdana menteri selama 2 tahun lalu akan menyerahkan kekuasaan ke Anwar Ibrahim, kemudian meminta pengampunan untuk Anwar Ibrahim dan menjadikan istri Anwar yaitu Wan Aziza Wan Ismail sebagai wakil perdana menteri, semua mudah terlaksana kecuali point penyerahan kekuasaan.

Mundurnya Mahathir sebagai perdana menteri menjadi ihwal bahwa barisan dibelakang Mahathir memang tidak menyukai Anwar Ibrahim, mundurnya Mahathir memaksa Pemerintahan koalisi Pakatan Harapan untuk bubar namun untuk parlemen tidak ada pembubaran karena saat ini di parlemen Malaysia tidak satu pun partai yang punya kursi mayoritas. 

Parlemen Malaysia terdiri dari 222 kursi, perlu 112 kursi untuk menegaskan mayoritas. Dimasa sesudah pemilu 2018, Partai Aksi Demokrasi (DAP) adalah partai pemenang yang memperoleh 42 kursi. UMNO sendiri walau dalam pusaran kekalahan pertamanya masih memperoleh 39 kursi hanya selisih 1 kursi dari PKR , partainya Anwar Ibrahim, seorang oposisi tulen sejak UMNO dan Mahathirnya berkuasa.

Saat Pemilu 2018 itu sendiri Anwar masih berstatus dipenjara. Saat itu Mahathir yang membenci UMNO karena ulah Najib Rajaknya menawarkan kerjasama ke Anwar Ibrahim untuk mengalahkan UMNO. Anwar tak ada pilihan selain bergabung dengan orang yang pernah memenjarakan dirinya bolak-balik. 

Untuk mengalahkan musuh terbesar dan terkuat,  musuhnya musuh pun bisa diajak menjadi teman meski musuhnya musuh itu juga musuhnya dimasa lalu. Anwar pun, dari balik jeruji penjara, setuju kalau Mahathir menjadi pimpinan oposisi.

Koalisi Pakatan Harapan menang dan Mahathir naik sebagai perdana menteri, posisi Anwar pun tinggal tunggu waktu jadi perdana menteri Malaysia selanjutnya, disini sangat disayangkan Anwar tidak melihat bagaimana dinamisnya politik Malaysia saat ini. 

Seketika Mahathir mengundurkan diri seperti membuat langkah kuda dalam permainan catur dengan tujuan untuk memutus kesepakatan koalisi pakatan Harapan, terlihat kokoh untuk menopang karir perdana menteri Mahathir. Namun sekejap pula harapan untuk mengembalikan Mahathir ketampuk pimpinan semula sebagai perdana menteri sirna. Ada pemufakatan yang lain dan terjadi dibelakang poros Mahathir dan Anwar.  Muhyiddin berhasil mengelabui 2 politikus tingkat tinggi tersebut, karena semua kesepakatan berulang kepada Yang Dipertuan Agung Malaysia.

Profil Muhyiddin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun